Bisnis.com, JAKARTA – Dari total 14 BUMN ‘sakit’ yang pengendalian pengelolaannya dikendalikan oleh PT Perusahaan Pengelola Aset atau PPA, hanya PT Persero Batam yang mulai menunjukkan kinerja baik dari sisi finansial atau bisnis.

Menurut Chief Financial Officer PPA, Ridha Farid Lesmana, kinerja Persero Batam mulai membaik setelah mendapat 36 tahun kerja dari Badan Pengusahaan (BP) Batam untuk mengelola terminal peti kemas di Pelabuhan Batu Ampar. 

“Beberapa tayangan live naik tiga kali lipat dibandingkan sebelumnya, lalu ada panggilan langsung dari Batam ke China dan Batam-Vietnam. Jadi, dua panggilan itu sudah selesai,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Jumat (27/9/2019). . 

Sementara itu, Ridha mengatakan PPA menjamin kelangsungan usaha BUMN lain yang sakit. Pasca reorganisasi, upaya baik dan pembenahan aset perusahaan pelat merah tersebut diberikan kepada kepengurusan yang terus dilakukan oleh PPA. 

Menurut dia, keberlangsungan usaha sangat diperlukan setiap BUMN di pemerintahannya. Jika tidak, bisa saja dilakukan pembubaran atau likuidasi. 

Kalau bisnisnya tidak bisa jalan, kemungkinan besar akan ke arah sana [likuidasi],” kata Ridha. 

Dia mengatakan, PPA terus mengkaji perkembangan menjaga masing-masing BUMN tetap memiliki tingkat kepercayaan terhadap pengelolaannya. Hasil kajian ini nantinya akan disampaikan kepada Kementerian BUMN. 

Di sisi lain, Danareksa BUMN Holding mengatakan 14 perusahaan pelat merah yang tidak sehat pasca reorganisasi akan diserahkan kepada Menteri BUMN Erick Thohir untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Presiden Danareksa Yadi Jaya Ruchandi mengatakan, pihaknya terus mendorong penyelesaian reorganisasi 14 BUMN dan pengelolaan PPA. 

Menurut dia, BUMN memiliki model pengelolaan bisnis dan menunjukkan posisi keuangan yang baik yang akan diberikan kepada Danareksa untuk dikembangkan. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut layak secara ekonomi.

“Bagi BUMN yang diserahkan kepada pengurus yang tidak dapat memenuhi perintah tujuan pembangunan BUMN setelah dilakukan upaya restrukturisasi, akan diberikan kepada Kementerian BUMN untuk dicarikan langkah tambahannya,” ujarnya pada Juli 2024. 

Ke-14 BUMN yang ditugaskan menjadi pengurus tersebut adalah PT Amarta Karya (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT Boma Bisma Indra (Persero), PT Djakarta Lloyd (Persero), PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero), dan PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero).

BUMN lainnya adalah PT Industri Kapal Indonesia (Persero), PT Indah Karya (Persero), PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero), PT Semen Kupang (Persero), Persero Batam, PNRI, PT Primissima (Persero), dan PT Varuna Tirta Prakasya ( persero).

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel