Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI pada 7-8 Oktober 2024 menyoroti nilai transaksi perjanjian kerja sama bisnis sebesar US$ 1 miliar pada Indonesia-Europe Business Forum (IEBF) di Jakarta.

Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Umar Hadi mengatakan IEBF merupakan peluang untuk mempertemukan pelaku usaha Indonesia dengan mitra Eropa. Sedangkan IEBF kali ini merupakan kali kedua yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri setelah pertama kali diselenggarakan pada tahun 2023.

Umar mengatakan berbagai sektor prioritas kerja sama dalam forum ini antara lain teknologi dan inovasi, ekonomi biru, ekonomi hijau, pariwisata, industri kreatif, dan kesehatan.

“Untuk close deal kami targetkan US$ 1 miliar atau hampir Rp 16 triliun,” kata Umar dalam jumpa pers Indonesia Europe Business Forum di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (27/9/2024). ) . .

Umar menjelaskan, IEBF akan menjadi wadah bagi para pebisnis Indonesia untuk mempromosikan produk atau jasanya ke perusahaan-perusahaan Eropa. Selain itu, forum ini juga diharapkan dapat membuka pasar perdagangan baru bagi Indonesia dengan negara-negara non-anggota Uni Eropa.

Ia mengatakan, peluang bisnis di pasar Eropa tidak hanya terbatas pada negara-negara anggota Uni Eropa saja. Menurutnya, masih ada pasar potensial di Eropa yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan Indonesia.

Senada, Umar juga mengatakan banyak negara Eropa non-UE yang juga berminat menjalin kerja sama dengan perusahaan Indonesia, misalnya Albania, Ukraina, Hungaria, Bulgaria dan lain-lain.

Ia mengatakan, sejauh ini jumlah perusahaan asal Eropa yang mengonfirmasi kehadirannya di forum tersebut sekitar 71 unit. 

Umar mengatakan, perusahaan yang akan hadir berasal dari Eropa Tengah, Eropa Barat, Eropa Timur, Balkan dan lain-lain. Perusahaan-perusahaan ini juga berasal dari berbagai sektor seperti energi, makanan, jasa dan lain-lain.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengatakan IEBF merupakan kesempatan bagi pengusaha Indonesia untuk mengenal pasar Eropa secara lebih komprehensif. Ia mengatakan, pasar Eropa masih banyak potensi yang belum maksimal di Indonesia

Menurut Shinta, angka ekspor Indonesia ke Eropa pada Januari-Agustus 2024 mencapai US$11,33 miliar dan mencatat surplus. Ia berharap forum ini dapat semakin menambah informasi yang diperoleh para pebisnis Indonesia untuk memperluas pasar di Benua Biru.

Potensinya terbuka lebar di sana, kalau Jerman atau Belanda mungkin pelaku usahanya sudah tahu. Tapi di negara lain seperti Bulgaria, Armenia, Albania dan lain-lain mungkin belum banyak yang tahu, kata Shinta.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel