Bisns.com, Jakarta – Perusahaan fintech peer to Peer (P2P) lending PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) menggunakan kecerdasan buatan (AI) sebagai strategi utama untuk menjaga kualitas portofolionya.

Hal ini diambil di tengah serangkaian tantangan yang melanda industri fintech dengan berkurangnya minat investor untuk mendanai industri tersebut.

Andy Taufan Garuda Putra, CEO dan pendiri Amartha, mengatakan Amartha yakin perusahaan akan terus berkembang karena tidak hanya fokus pada pertumbuhan, tetapi juga nilai jangka panjang dan keberlanjutan.

Selain pertumbuhan, Amartha fokus pada kualitas portofolio dan manajemen risiko yang prudent, membangun hubungan dengan lembaga keuangan dan tentunya pencatatan keuntungan, kata Andy dalam keterangan resminya, Jumat (27/9/2024).

Andy mengatakan penerapan teknologi AI membantu perusahaan memberikan nilai lebih dalam penilaian risiko dan manajemen portofolio.

Teknologi AI profil risiko Amartha mengumpulkan lebih dari 90 indikator data untuk menyaring mitra, menentukan skor, dan memfasilitasi pencocokan antara dana dan mitra sesuai dengan profil risiko masing-masing.

Teknologi ini memungkinkan Amartha memberdayakan masyarakat akar rumput, yang biasanya kesulitan mengakses layanan keuangan formal. Selain itu, AI juga membantu Amartha melakukan analisis pasar dan memberikan rekomendasi pengambilan keputusan yang lebih tepat.

“Teknologi kami mempunyai dua peran, yakni membantu menggalang modal dari institusi/investor, memberdayakan masyarakat akar rumput melalui pendanaan dan peluang investasi,” jelas Andy.

Hingga saat ini, Amartha telah menyalurkan dana lebih dari Rp 23 triliun kepada 2,5 juta mitra di 73.000 desa di seluruh Indonesia. Dengan tingkat kredit bermasalah (NPL) kurang dari 2%, Amartha terus mencatatkan pertumbuhan positif, termasuk mencatatkan laba selama tiga tahun terakhir.

Pada tahun 2023, sekitar 67 ribu mitra Amartha Ultra Mikro berhasil ditingkatkan menjadi usaha mikro sehingga meningkatkan rata-rata pendapatan sebesar 61,56%. Amartha juga berkontribusi dalam penciptaan lebih dari 85.000 lapangan kerja informal di pedesaan.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA