Bisnis.com, JAKARTA – Tercatat ada 34 perusahaan yang tercatat di Bursa atau pendaftaran penawaran umum (IPO) hingga satu bulan sebelum Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, dilantik. Bagaimana kemungkinan terjadinya bom IPO ketika pemerintahan baru masuk?

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan perusahaan baru yang berpartisipasi di bursa saat ini sepi. Sebab, perusahaan masih menunggu dan melihat kekuatan dan stabilitas politik. Namun kemungkinan perusahaan untuk tercatat di BEI, termasuk perusahaan besar, terbuka ketika pemerintahan baru masuk.

“Kemungkinan IPO dalam waktu dekat [oleh pemerintah] masih terbuka. Salah satu perusahaan publik yang tengah dibicarakan untuk IPO dalam waktu dekat adalah BUMN MIND ID setelah digelar,” ujarnya dalam Bisnis, Kamis ( 26). / 09/2024).

MIND ID sedang merencanakan IPO PT Indonesia Asaham Aluminium (Inalum).

“Proses ini [IPO IPO] membuktikan bahwa kemungkinan IPO di masa depan sangat menarik,” kata Miftahul.

Senada, Direktur Informasi Investasi Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina mengatakan pasar masih menunggu kemungkinan IPO.

Jadi mungkin tahun depan kuat, besar. Awarenessnya untuk IPO, ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (24/9/2024).

Menurut dia, pasca pemerintahan baru, kemungkinan IPO terbuka.

“Kedepannya perekonomian akan semakin besar, sehingga menurut saya pembangunan memerlukan biaya yang tidak sedikit, salah satunya adalah pinjaman perbankan. pergi ke pasar,” kata Martha.

PT Golden Westindo Artajaya Tbk. (GWAA) telah menunda rencana penawaran umum perdana (IPO) yang telah berlangsung sejak 10 September. 

Keterlambatan tersebut terungkap dalam website e-ipo.co.id yang diakses pada Kamis (26/9/2024). Namun belum ada informasi mengenai alasan penangguhan IPO Golden Westindo Artajaya. 

Awalnya, Golden Westindo Artajaya menerbitkan saham perdana melalui IPO mulai Rp 100 hingga Rp 120 per saham. Pihak Offeror yang bergerak di bidang pangan ikan dan udang akan menerbitkan lebih dari 685,71 juta (685.714.300) saham biasa dengan harga Rp25 per saham.

Saham tersebut mewakili 30% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Alhasil, pendapatan baru yang bisa diperoleh GWAA adalah sebesar Rp 82,28 miliar.

Awalnya, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan IPO baru akan kembali pada kuartal IV 2024. Iman mengatakan sebagian besar perusahaan ingin menggunakan buku Desember atau Juni.  

“Pengamatan saya, bulan Desember atau Juni kebanyakan orang pakai buku, jadi kuartal keempat ramai. Makanya, di kuartal keempat dan semester pertama tidak banyak yang IPO,” kata Iman saat berbincang dengan wartawan di BEI. Konstruksi, Jakarta, lalu (6/9/2024).

Berdasarkan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga 20 September 2024, terdapat 34 perusahaan yang tercatat di BEI dengan total modal Rp 5,15 triliun.  

Saat ini, terdapat 30 emiten potensial yang mengantri IPO mulai 20 September 2024. BEI telah menemukan 11 perusahaan dengan aset senilai lebih dari Rp 250 miliar sesuai tanggal IPO.  

Selain itu, BEI mencatat ada 17 perusahaan menengah dengan nilai pasar antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar yang menunggu IPO. 

Perusahaan yang masuk daftar IPO terbanyak berasal dari sektor keuangan yang terdiri dari 3 perusahaan, 4 perusahaan sepeda konsumen, 4 perusahaan elektronik, dan 6 perusahaan nonkonsumen. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel