Bisnis.com, JAKARTA – Meningkatnya gangguan penerbangan disebut dapat mendongkrak biaya operasional maskapai hingga naik dan menimbulkan kerugian finansial.

Asosiasi Maskapai Nasional Indonesia (INACA) mengatakan seiring kemajuan teknologi, permasalahan terkait manajemen operasional, layanan awak dan penumpang semakin rentan terhadap gangguan.

Wakil Presiden Pertama INACA Arif Wibowo mengatakan industri penerbangan semakin mengandalkan teknologi canggih untuk memperlancar operasional dan meningkatkan keselamatan. Namun, operasional maskapai penerbangan seringkali menghadapi gangguan yang kompleks.

“Hal ini dapat menimbulkan efek domino sehingga menimbulkan inefisiensi dan kerugian finansial yang signifikan bagi maskapai penerbangan,” kata Arif dalam keterangannya, Jumat (27/9/2024).

Ia percaya bahwa untuk menghadapi tantangan ini, maskapai penerbangan harus mengadopsi strategi proaktif dan menggunakan inovasi teknologi terkini untuk menemukan solusi yang efektif.

Dengan cara ini, tambahnya, dampak gangguan dapat diminimalkan, keandalan operasional meningkat, dan penanganan gangguan bagi penumpang dan awak dapat ditingkatkan.

INACA berkolaborasi dengan IBS Software untuk membantu proses pemulihan industri penerbangan Indonesia dan mendukung pertumbuhan perekonomian negara pasca pandemi Covid-19.

Ia menilai industri penerbangan Indonesia masih perlu bekerja keras untuk pulih dari industri yang terpukul parah akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2020-2022.

Sementara itu, upaya yang sedang dilakukan, termasuk diskusi seperti Focus Group Discussion (FGD) mengenai cara mengatasi gangguan terhadap operasional penerbangan, penting untuk menghidupkan kembali industri dan meningkatkan perekonomian dalam negeri.

“Saya mendorong anggota untuk mengambil wawasan yang diperoleh dan menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel