Bisnis.com, Jakarta – UOB Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tanah Air akan meningkat dari 5,3% menjadi 5,5%. Sementara itu, untuk mencapai pertumbuhan sebesar 6% memerlukan stimulus fiskal yang besar. 

Ekonom UOB Asia Enrico Tanuwidjaja mengatakan pertumbuhan ekonomi sendiri harus didorong oleh kebijakan fiskal strategis yang tepat sasaran untuk mendorong kepercayaan konsumen sehingga dapat meningkatkan belanja. 

“Sekarang masyarakat belum yakin perekonomian kita bisa bertahan. Nah, karena kekacauan global ini cukup signifikan, ketegangan geopolitik, kemungkinan terjadinya perang dagang, tapi belum tentu di sektor ekonomi, tapi di sini berdampak, karena itu berdampak pada ekonomi kita. merupakan gangguan pada rantai pasok,” jelasnya pada konferensi pers UOB Rabu (25/9/2024). 

Oleh karena itu, kata dia, Indonesia harus lebih fokus pada kekuatan dalam negeri di tengah semakin besarnya tantangan global yang mencakup rantai pasok, pasar konsumen, dan investor dalam negeri. 

UOB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,3% hingga 5,5% tahun depan, kata Enrico, sambil mencatat bahwa tahun fiskal harus lebih luas dan suku bunga harus mulai diturunkan menjadi 5%. 

Ia juga mengharapkan pemerintahan baru untuk menerapkan kebijakan fiskal yang efektif dan tepat sasaran dengan fokus pada infrastruktur, industri hilir, dan sektor teknologi untuk mendorong pertumbuhan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Permintaan domestik yang kuat, investasi dan ekspor diperkirakan akan terus mendukung perekonomian hingga akhir tahun 2024 dan seterusnya.

Sementara itu, perekonomian Indonesia tumbuh baik didukung oleh konsumsi domestik yang menyumbang setengah PDB negara. Namun, katanya, Indonesia masih memiliki peluang pertumbuhan yang belum dimanfaatkan melalui investasi bernilai tambah dan kebijakan fiskal strategis yang mendorong produktivitas dan ekspansi ekonomi.

Inisiatif pemerintah, seperti hilirisasi mineral dan pertambangan, serta proses yang memberikan nilai tambah, promosi pariwisata dan pemindahan ibu kota ke semenanjung, mendukung optimisme ini.

Di sisi eksternal, investasi asing langsung (FDI) yang stabil dan surplus perdagangan yang kuat pada tahun 2020 akan semakin mendorong pertumbuhan dan memperluas basis perekonomian.

Ke depan, mencapai pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 7-8% atau lebih dan mencapai visi Indonesia berpenghasilan tinggi pada tahun 2045 memerlukan komitmen yang kuat terhadap kebijakan fiskal, pasar keuangan yang lebih mendalam, dan reformasi struktural. 

“Kami percaya bahwa inisiatif ini akan membuka potensi ekonomi Indonesia yang sangat besar untuk menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat dan tujuan investasi utama global,” kata Enrico. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel