Bisnis.com, Jakarta – Enrico Tanuwidjaja, Ekonom UOB ASEAN, memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan terus memangkas suku bunga acuan (BI rate) hingga mencapai level 4,75% pada akhir tahun 2025. Menurut Enrico, Langkah ini mencerminkan kebijakan proaktif bank dalam menstimulasi perekonomian pada masa transisi, dengan mempertimbangkan dampak kebijakan moneter yang tertinggal.

“Saat suku bunga dipangkas, perekonomian tidak langsung bereaksi. Ada jeda sekitar 6 hingga 9 bulan sebelum dampaknya terasa,” kata Enrico dalam jumpa pers, Rabu (25/09/2024).

Penurunan suku bunga yang dimulai pada September 2024 diperkirakan akan berlanjut hingga kuartal keempat tahun 2024. Enrico memperkirakan BI rate bisa mencapai 4,75% pada akhir tahun 2025, sedangkan suku bunga jangka panjang kemungkinan besar akan berada di kisaran tersebut. 4-4,25%. Hal ini didasarkan pada asumsi sasaran inflasi Indonesia akan berada pada kisaran 1,5-3,5% yang mencerminkan stabilisasi inflasi melalui kebijakan moneter BI.

Selain itu, Enrico mengatakan Federal Reserve (Fed) diperkirakan akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali pada akhir tahun 2024, dengan masing-masing pemotongan sebesar 25 basis poin. Ia memperkirakan suku bunga The Fed akan berada di kisaran 4,5%. Akhir tahun ini, secara bertahap menurun hingga mencapai 3,25% pada awal tahun 2026.

Pekan lalu, The Fed dan Bank Indonesia bersatu untuk menurunkan suku bunga acuannya. The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin sehingga suku bunga acuan AS tetap berada pada kisaran 4,75-5%, sedangkan BI memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 6%.

Enrico juga mengaitkan penurunan suku bunga ini dengan peristiwa tahun 1995 dan 1998, ketika The Fed secara bertahap menurunkan suku bunga sebelum menaikkannya kembali, bergantung pada pertumbuhan ekonomi dan belanja fiskal AS.

Enrico menambahkan: “Jika belanja fiskal AS meningkat secara signifikan karena keputusan presiden terpilih untuk membelanjakan lebih banyak, The Fed harus mempertimbangkan kembali kebijakan suku bunganya karena pasar keuangan pasti akan bereaksi terhadap kondisi tersebut,” tambah Enrico.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel