Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank UOB Indonesia menargetkan pertumbuhan kredit korporasi sebesar 20% secara tahunan (year-on-year) pada akhir tahun 2024.

Direktur Wholesale Banking UOB Indonesia Harapanman Kasan mengatakan target tersebut untuk menunjukkan optimisme terhadap kinerja bank pada semester kedua tahun ini.

“Jadi kita akan catat [pertumbuhan kredit] di akhir tahun mungkin sekitar 20%,” ujarnya dalam konferensi UOB Economic Outlook 2024 di Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2024).

Angka tersebut menurutnya tergolong tinggi jika dibandingkan dengan kondisi dunia usaha. Bank Indonesia (BI) mencatat kredit perbankan akan tumbuh sebesar 11,40% per tahun pada Agustus 2024. 

Terkait proyeksi kinerja penyaluran pinjaman pada tahun 2025, UOB Indonesia juga menargetkan tingkat pertumbuhan sekitar 20%. Meski mengakui implementasi rencana tersebut tidak akan mudah, Harapanman membeberkan beberapa rencana yang akan dijalankan perseroan.

“Sebagai bank daerah, peran kami adalah mendukung ekspor Indonesia, dan bagaimana menarik investasi langsung ke Indonesia,” lanjutnya.

Oleh karena itu, pihaknya melihat adanya peluang untuk berkolaborasi dengan bank-bank lokal di dalam negeri untuk menampung investasi asing, yang biasanya dalam jumlah besar.

Selain itu, ia juga menyebutkan sektor-sektor yang dapat meningkatkan investasi asing, seperti sektor sumber daya mineral, agrobisnis, dan sektor konsumen.

“Saya rasa banyak dari bisnis-bisnis ini yang merupakan bisnis unggulan yang akan terus kami fokuskan ke depan,” tutup Harapanman.

Sebelumnya, Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan mengungkapkan tantangan perekonomian yang dihadapi Indonesia pada tahun 2025. Ia mengatakan Indonesia kini memiliki basis ekonomi yang kuat, didukung oleh stabilitas politik dan reformasi kebijakan yang meningkatkan daya saing global.

“Namun, kita harus menghadapi tantangan seperti ketidakpastian perekonomian global, dinamika geopolitik, dan perubahan iklim,” ujarnya dalam pidato di UOB Economic Outlook 2025.

Ia melanjutkan, saat ini terdapat tren positif pertumbuhan ekspor, terutama pada sumber daya alam, produksi pertanian, dan manufaktur. Menurut Hendra, hal ini sejalan dengan investasi asing dan dukungan UOB Indonesia pada sektor-sektor utama seperti infrastruktur, manufaktur, dan teknologi ramah lingkungan. 

Menurutnya, dengan memperkuat jaringan perdagangan dan kerja sama antar negara, negara ini bisa membuka banyak peluang pembangunan.

“Penting bagi kita semua, termasuk pemerintah, regulator, pelaku usaha, dan perbankan, untuk menyusun rencana strategis masa depan yang percaya diri dan matang,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA