Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Terintegrasi (IHSG) ditutup melemah pada Rabu (25 September 2024). IHSG mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa pada perdagangan hari ini, yakni mencapai 7.740,90 poin. Saham BBRI, BMRI dan BREN hari ini berakhir melemah.

Berdasarkan data RTI Infokom, IHSG berada pada posisi 7.740,90 atau 0,48%. Pada perdagangan hari ini, IHSG diperdagangkan pada kisaran 7.633-7.779.

Berdasarkan laporan, 228 saham menguat, 370 menurun, dan 200 menurun. Volume perdagangan pasar saham sebesar Rp 12.940,86 triliun.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi perusahaan paling aktif diperdagangkan dengan saham senilai Rp 3,2 triliun. Namun saham BBRI hari ini turun 3,62% dan ditutup di Rp 5.325 per saham.

Saham lain yang juga turun hari ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencapai Rp 1,4 triliun. Seperti saham BBRI, saham BMRI ditutup menguat 3,03% hari ini di Rp 7.200 per saham.

Saham lain yang juga melemah hari ini adalah saham BBNI yang melemah 3,45% ke Rp 5.600 per saham. Selain saham-saham tersebut, saham BREN Prajogo Pangestu dan ASII juga ditutup hari ini, dengan saham BREN melemah 3,46% ke Rp 6.975 per saham dan saham BREN ASII turun 0,95% ke Rp 5.225 per saham.

Sementara saham-saham lain yang menguat hari ini antara lain saham BBCA menguat 0,46% ke Rp 10.850 per saham, saham GOTO menguat 4,76% ke Rp 66 per saham, dan saham TLKM menguat 0,95% ke Rp 3.190 per saham.

Tim peneliti Pilarmas Investing Sekuritas menjelaskan bahwa pasar regional di Asia mengalami pergerakan beragam akibat paket stimulus ekonomi Bank Rakyat Tiongkok (PBoC). Bank Rakyat Tiongkok meluncurkan rencana stimulus moneter yang komprehensif untuk menghidupkan kembali perekonomian dan memulihkan kepercayaan pasar.

Hal ini merupakan upaya Tiongkok untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% pada tahun ini. Akibatnya, Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) memperkenalkan langkah-langkah baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Langkah-langkah tersebut mencakup pemotongan rasio cadangan deposito sebesar 50 basis poin dan penurunan suku bunga pinjaman jangka menengah sebesar 30 basis poin menjadi 2%.​

Bank Rakyat Tiongkok juga berencana menurunkan biaya pinjaman hipotek hingga $5,3 triliun dan melonggarkan aturan pembelian rumah kedua.

Pada saat yang sama, Gubernur Bank of Japan (BoJ) Kazuo Ueda mengatakan kepada pasar dari Jepang bahwa sekarang adalah waktu untuk mengevaluasi perkembangan pasar dan ekonomi sebelum melakukan penyesuaian kebijakan moneter, dan Bank of Japan tidak akan terburu-buru untuk melakukan penyesuaian kebijakan moneter. . lebih jauh

Bank of Japan juga memperingatkan risiko eksternal seperti meningkatnya volatilitas pasar keuangan dan ketidakpastian apakah perekonomian AS dapat mencapai soft landing.

Di saat yang sama, indeks IHSG dalam negeri juga melemah. Koreksi pada saham-saham bank besar juga membebani indeks, yang tampaknya tercermin dalam kenaikan kepemilikan saham hari ini selama sesi tersebut.

Pasar tampaknya telah memperhatikan bahwa langkah stimulus agresif Tiongkok akan berdampak pada menarik investor ke Tiongkok. Bank Rakyat Tiongkok telah meluncurkan dua alat baru untuk meningkatkan pasar modal.

500 miliar yuan pertama, yang dapat memudahkan perusahaan asuransi dan broker asuransi memperoleh dana untuk membeli saham.

Kedua, Bank Rakyat Tiongkok menyediakan pinjaman berbunga rendah hingga 300 miliar yuan kepada bank-bank komersial untuk membantu mereka mendanai pembelian saham dari entitas lain dan program pembelian kembali.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel