Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan multifinance PT Mandala Multifinance Tbk. atau Mandala Finance (MFIN) tidak berencana menggalang dana dengan menerbitkan obligasi pada paruh kedua tahun ini. Termasuk ketika suku bunga dasar Bank Indonesia (BI) atau BI rate turun 25 basis poin (bps) menjadi 6%.  

Dalam kondisi suku bunga yang turun, obligasi berpotensi menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi, sehingga banyak investor yang tertarik pada instrumen tersebut. 

“Pada kuartal III dan IV 2024, Mandala tidak berencana menerbitkan obligasi,” kata Chief Financial Officer Mandala Christel Lesmana kepada Bisnis, Rabu (25/9/2024). 

Christel mengatakan pihaknya akan aktif memantau dampak penurunan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang hingga awal tahun 2025. Pihaknya juga akan memantau secara ketat kondisi pasar untuk menerapkan strategi pembiayaan yang paling optimal sesuai kebutuhan perseroan. 

Hingga saat ini, sumber pendanaan Mandala Finance mayoritas berasal dari perbankan, dana internal, dan melalui penerbitan surat berharga. 

“Kami menerapkan strategi pengelolaan pembiayaan yang berbeda-beda, yaitu mencari sumber yang memiliki suku bunga kompetitif dan menjaga komposisi seimbang antar sumber pembiayaan. Dan pendanaan Mandala saat ini sudah sesuai dengan target tahun 2024, kata Kristel. 

Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menilai perusahaan multifinansial akan memanfaatkan penurunan BI untuk mengganti obligasi mahal dengan obligasi yang lebih murah. Namun, perusahaan multifinance tampaknya belum agresif menerbitkan obligasi pasca penurunan suku bunga. 

Analis pendapatan tetap Pefindo Ahmad Nasrudin mengatakan pihaknya melihat perusahaan multifinance memanfaatkan momen penurunan suku bunga untuk memperbaiki neraca keuangannya. 

“Seiring dengan penurunan suku bunga, mereka bisa mengganti surat utangnya yang mahal dengan yang lebih murah melalui refinancing,” kata Ahmad saat dihubungi Bisnis, Selasa (24/09/2024). 

Dengan menerbitkan surat utang yang lebih murah, Ahmad mengatakan perusahaan multifinance dapat meningkatkan leverage keuangannya. Namun, apakah penurunan suku bunga akan mendorong LKM untuk menerbitkan obligasi secara agresif? Ahmed mengatakan itu akan memakan waktu. Saat ini, menurutnya, refinancing masih menjadi topik utama dalam kondisi transisi menuju penurunan suku bunga. 

Kebutuhan pendanaan untuk modal kerja dan ekspansi untuk mengantisipasi peningkatan permintaan masih memerlukan waktu.  Tentu saja meski turun, suku bunga saat ini masih tergolong tinggi, yang pada akhirnya berdampak pada permintaan jasa multifinance yang masih lemah, kata Ahmad. 

Ahmad melanjutkan transmisi suku bunga rendah juga memerlukan jeda beberapa bulan untuk mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan permintaan layanan multifinance.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel