Bisnis.com, Jakarta – Enrico Tanuwijaya, ekonom senior UOB, mengatakan masih ada ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga.

Menurut mereka, akan terjadi penurunan kumulatif sebesar 50 basis poin (bps) pada kuartal IV tahun ini, disusul penurunan sebesar 100 bps pada tahun 2025. Mereka juga memperkirakan suku bunga akan stabil atau mencapai titik keseimbangan. Tingkat 3,5%.

Namun, dia mengatakan, hal tersebut bukan berarti rupee akan terus menguat karena volatilitas di pasar keuangan bukannya menurun, melainkan justru meningkat.

“Jika Anda melihat tiga resesi terakhir, yaitu sebelum Covid, krisis keuangan besar, dan krisis TI, Federal Reserve memangkas lebih banyak lagi, setidaknya 500 hingga mungkin 600 basis poin. Tapi kali ini kami tidak melakukan itu, itu “Sepertinya ada harapan tidak akan masuk resesi,” ujarnya dalam UOB Economic Outlook 2025, Rabu (25/09/2024). 

Enrico juga mengemukakan bahwa penurunan suku bunga kali ini mirip dengan tahun 1995 ketika The Fed memangkas suku bunga beberapa kali secara bertahap (tapering after dan tapering) atau seperti tahun 1998 ketika The Fed memangkas suku bunga dan kemudian memberi mereka kenaikan imbal hasil (deduction and raise). 

Selain itu, ia mengatakan jika terjadi peningkatan besar dalam belanja fiskal Amerika Serikat karena presiden terpilih memutuskan untuk melakukan belanja dalam skala besar, maka The Fed harus meninjau kembali kebijakan suku bunganya, karena dalam situasi seperti itu kondisi keuangan pasar pasti akan meningkat dari.

“Kita lihat di grafik bawah Indonesia rupiah terdepresiasi dari Rp 8.000 menjadi Rp 16.000 pada tahun 2011-2019, apa yang terjadi? Itu struktur dasarnya, yaitu defisit transaksi berjalan dan net FDI kita masih belum cukup kuat,” ujarnya. Jadi itu wajar.” 

Namun, dia menegaskan, di era ini harga bahan baku sudah stabil. Padahal, pasca-Covid-19, fundamental perekonomian terbukti kuat, rupee cukup stabil. Meski rupiah melemah, hal itu lebih disebabkan oleh faktor eksternal. 

“Penting untuk memperkuat pasar keuangan,” katanya. 

Seperti diketahui, pada pekan lalu The Fed dan Bank Indonesia (BI) sepakat untuk memangkas suku bunga acuannya masing-masing sebesar 50 dan 25 basis poin. Pemangkasan ini menjaga suku bunga The Fed tetap pada kisaran 4,75% – 5%, sedangkan BI rate tetap di angka 6%.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel