Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengeluarkan pesan peringatan dini (EWS) melalui TV digital dan informasi pencegahan bencana (DPIS). Langkah ini untuk mendorong penyebaran informasi dini mengenai bencana di tanah air. 

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan EWS melalui TV digital dan DPIS merupakan solusi untuk mendukung bantuan bencana di Indonesia. 

Untuk proyek tersebut, Budi menjelaskan, informasi kebencanaan dari DPIS akan dikirimkan atau diteruskan ke seluruh pekerja, pekerja bencana atau darurat mulai dari pusat, negara bagian, hingga kabupaten dan kota.

Budi menambahkan, DPIS merupakan hibah dari pemerintah Jepang untuk mempersiapkan program informasi bencana agar dapat berfungsi dengan cepat dan efektif. 

“EWS digital TV merupakan sistem penyiaran informasi kebencanaan melalui siaran digital berdasarkan kode pos di wilayah terdampak bencana dan dapat diakses langsung oleh masyarakat melalui media digital,” kata Budi dalam pengumumannya, Rabu (25/9/2021). 9/2024). 

Kedepannya, kata Budi, sistem EWS dengan menggunakan jangkauan layanan TV digital dapat menjangkau 76% penduduk di Indonesia. Sistem ini diklaim dapat mengambil informasi langsung dari polisi yang menyelidiki bencana awal dan menampilkannya di layar TV digital dengan menghentikan siaran dari masyarakat.

“TV digital DPIS dan EWS yang akan segera digunakan merupakan perlengkapan tambahan. Dan akan menunjang EWS yang sudah ada melalui SMS Blasting. Perlu ditegaskan, informasi bencana ini hanya diungkapkan kepada masyarakat terdampak,” jelasnya. 

Selain itu, Budi mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan uji coba sistem TV digital EWS dengan seluruh penyedia koneksi (MUX), vendor TV Digital, dan vendor set-top (STB) yang didukung Kementerian dan tempat-tempat seperti Kementerian. Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta.

Namun, Budi mengingatkan, pemanfaatan informasi kebencanaan tersebut sebaiknya dilakukan secara umum. 

“Karena penting bagi masyarakat untuk menghindari terjadinya masalah dalam bencana, maka masyarakat akan mengetahui tindakan keselamatan yang harus dilakukan jika menerima peringatan dini bencana di TV,” ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Wayan Toni Supriyanto mengatakan, alat peringatan dini bencana alam atau EWS merupakan permintaan bantuan kepada pemerintah Jepang. Sebab, Indonesia mempunyai kontur yang sama dengan Jepang.

“Kita sama saja dengan pemerintahan Jepang, banyak terjadi bencana, gempa bumi. Jadi kita sudah mendapat aplikasi yang bisa digunakan di Indonesia,” kata Wayan dalam pertemuan ngopi bareng di Kementerian Komunikasi dan Informatika. Gedung, Jakarta, Jumat (30/8/2024).

Peringatan bencana tersebut akan dihubungkan dengan database yang dimiliki BMKG yang berisi informasi bencana seperti ancaman gempa megathrust, termasuk kemungkinan tsunami.

Idenya, sinyal peringatan bencana dari BMKG akan dikirimkan melalui TV, sesuai dengan langkah pemerintah yang melakukan serangan analog (analog switch off/ASO).

Selain itu, masyarakat juga akan menerima peringatan bencana melalui ponsel yang terkoneksi jaringan 2G dan 3G.

“Kementerian Komunikasi dan Informatika memberikan peringatan kepada set top box siaran stand by yang langsung menjadi alarm dan alarm di ponsel. Langsung memberi [sinyal] bahwa ada bencana.” Nah nanti dikaji oleh Direktorat Broadband,” jelasnya.

Selanjutnya, peringatan bencana muncul secara hitam-keras di layar TV. Pesan ini menandakan bahwa sedang terjadi bencana di negara tersebut.

“Nah nanti kalau ada yang lewat iklan itu akan langsung muncul peringatan. Nanti setelahnya ada peringatan, kalau posisi TV [hijau] itu hitam Sedikit demi sedikit akan memberikan informasi tentang tenggg [berdengung], kerusakan akibat gempa,” jelasnya.

Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika. Langkah-langkah ini telah memungkinkan semua negara bagian di kawasan ini untuk mengembangkan budaya kesadaran dalam memberikan peringatan dini terhadap bencana alam. Jadi, banyak orang yang bisa menyelamatkan pemerintah ketika sistemnya down.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel