Bisnis.com, Jakarta – Emiten Ritel PT Aspirasi Life Indonesia Tbk. (ACES) mencatatkan pertumbuhan penjualan yang cemerlang pada tahun ini. Namun, ACES menghadapi persyaratan rebranding setelah perjanjian lisensi dengan ACE Hardware International Holdings, Ltd. akhir

Berdasarkan laporan Stockbit Sekuritas, ACES mencatatkan pertumbuhan penjualan toko yang sama (SSSG) sebesar 11,1% year-on-year (year-over-year/YoY) pada Agustus 2024. Pertumbuhan penjualan ini lebih cepat dibandingkan bulan sebelumnya atau Juli 2024, yaitu 4,6% YoY.

Hasil tersebut menyebabkan pertumbuhan SSSG ACES sebesar 9,9% YoY selama delapan bulan tahun 2024, berada di atas target perusahaan yang tumbuh minimal 7% YoY pada tahun 2024.

Sementara pendapatan SSSG pada Agustus 2024 didorong oleh pertumbuhan penjualan di luar Pulau Jawa sebesar 14,9% YoY, disusul Pulau Jawa di luar Jakarta sebesar 10,7% YoY dan Jakarta sebesar 5,9% YoY.

Dalam risetnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Abyan H. Yuntoharjo memperkirakan penjualan ACES pada Agustus 2024 didorong oleh kegiatan promosi bertema Hari Kemerdekaan. Selain itu, ACES berhasil menambah toko di Puri Indah Mall dengan luas 1.400 m2.

“Pada September 2024, gambaran manajemen secara keseluruhan juga menunjukkan hal-hal positif, menonjolkan SSSG yang solid, mengembangkan tema-tema promosi untuk mendorong produk-produk kategori hobby dan rekreasi,” tulis Abyan dalam risetnya, Senin (23/9/2024).

Tercermin pada laporan keuangan Semester I/2024, ACES meningkatkan laba bersih sebesar 21% YoY menjadi Rp 366 miliar.

Peningkatan profitabilitas ditopang oleh laba bersih yang mengalami pertumbuhan 14% YoY hingga mencapai Rp 4,1 triliun.

Melinda Pudjo, Head of Corporate Communications, mengatakan dengan pencapaian tersebut, perseroan optimis mampu konsisten berkinerja hingga akhir tahun pada kuartal III 2024.

ACES juga telah merumuskan beberapa strategi. Misalnya, perusahaan yang fokus pada inovasi, perluasan toko di berbagai wilayah Indonesia, serta optimalisasi infrastruktur digital melalui layanan omnichannel. 

“Kami memperkuat portofolio stok dan produk melalui berbagai house brand kami, serta menerapkan kegiatan pemasaran yang kreatif dan agresif,” kata Melinda kepada Bisnis akhir pekan lalu, Jumat (20/9/2024).

Selain itu, pada akhir tahun, ACES mencatat rekor penjualan yang tinggi.

“Secara historis, bulan Desember mencatat sinyal penjualan yang relatif tinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya karena dikaitkan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru,” kata Melinda.

Oleh karena itu, ACES memanfaatkan momentum tersebut dengan strategi pemasaran dan produk menarik yang ditawarkan kepada seluruh pelanggan.

Menerbitkan lisensi perangkat keras ACE

Namun keberlangsungan pertumbuhan penjualan ACES diuji dengan keputusan lisensi ACES Hardware International Holdings.

Sebagai referensi, ACES telah memiliki perjanjian lisensi dengan ACE Hardware International Holdings sejak tahun 1996. Perjanjian lisensi tersebut kemudian diperpanjang hingga 15 tahun.

Dalam perjalanannya, pada 19 Januari 2010, perseroan kembali memperpanjang masa izin hingga 31 Desember 2024 yang disebut akhir tahun ini. Namun, ACES telah memutuskan untuk tidak menerbitkan lisensi perangkat keras ACE di masa mendatang. Dengan demikian, ACES tidak lagi memiliki lisensi perangkat keras ACE pada tahun 2025.

Bersamaan dengan keluarnya lisensi perangkat keras ACE, ACES juga melakukan upaya rebranding. ACES mengubah nama perusahaan. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 7 Juni 2024, nama baru emiten berkode ACES tersebut adalah Aspirasi Life Indonesia. Selanjutnya, nama baru tersebut berlaku efektif mulai 8 Juni 2024. 

Selain perubahan nama, ACES juga meluncurkan logo perusahaan baru yang berbeda dengan yang sebelumnya digunakan ACE Hardware di Amerika Serikat.

ACES juga bersiap meluncurkan identitas merek baru untuk seluruh pelanggan pada awal tahun 2025.

“Kami sangat yakin bahwa persiapan matang yang kami lakukan akan mampu mempertahankan posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar, mempertahankan persaingan yang kuat di industri ritel, menjadi semakin relevan dengan kebutuhan setiap pelanggan dan memberikan dampak yang lebih positif bagi seluruh pihak. .stakeholders,” kata Direktur Life Aspiration Indonesia Gregory S Widjaja dalam keterangan tertulis bulan lalu (27/8/2024).

ACES saat ini mengoperasikan 241 toko di 73 kota di Indonesia. ACES juga membuka 10 toko dan berekspansi ke enam wilayah baru, antara lain Banyuwangi, Garut, Banda Aceh, Tanjung Pinang, Ternate, dan Palopo.

Pertama, Gregorio mengatakan ratusan toko ACES akan terus menggunakan nama ACE hingga perjanjian lisensinya berakhir.

Apakah stok ACES masih layak?

Dengan upaya rebranding dan keputusan penerbitan lisensi perangkat keras ACE, saham ACES terus dinilai bullish.

Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis menunjukkan ada 21 sekuritas yang memiliki rekomendasi beli ACES. Tiga sekuritas direkomendasikan untuk dipegang dan dua sekuritas direkomendasikan untuk dijual. Harga saham ACES 12 bulan ke depan adalah Rp 962,13.

Nafan Aji Gusta, senior investment information Mire Asset Securitas, mengatakan upaya rebranding ini sangat diapresiasi investor. Selain itu, saham ACES juga memiliki potensi karena akan mendapat dorongan dari pertumbuhan konsumsi dalam negeri. 

“Konsumsi domestik yang kuat berpotensi meningkatkan kinerjanya,” kata Naphan kepada Bisnis, Kamis (19/09/2024).

Raka Juniko, Analis MNC Securitas, juga mengatakan ada tanda-tanda daya beli masyarakat akan membaik di masa depan. Hal ini kemungkinan besar akan mendukung berlanjutnya kinerja positif ACES di sisa tahun 2024.

Dalam riset terbarunya, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan ACES Buy dengan target harga Rp 1.100. Idenya adalah perkiraan pertumbuhan pendapatan ACES akan kuat, mencapai dua digit.

Namun, ada juga risiko yang mungkin terjadi, yaitu penerimaan SSSG yang lebih rendah dari perkiraan dan penurunan-penurunan penting seiring dengan fluktuasi daya beli konsumen.

Sementara itu, Analis Bahana Securitas Christine Natasya menilai saham ACES masih memiliki potensi karena didorong oleh upaya ekspansi pada tahun ini. “Kami mempertahankan target harga ACES di Rp 1.100 per saham,” ujarnya dalam riset.

Namun ada beberapa risiko yang harus diperhatikan. Misalnya, ekspansi toko di luar Pulau Jawa lebih tinggi dari perkiraan, sehingga menyebabkan laba operasional lebih rendah.

Kemudian, harga komoditas meningkat, persaingan di luar Pulau Jawa semakin ketat, dan konsumen mulai beralih ke belanja online karena iming-iming harga produk yang lebih tinggi. Jadi, tidak ada produk baru yang inovatif dari perusahaan, dan lemahnya daya beli masyarakat Indonesia harus diantisipasi. 

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel