Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan empat langkah yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan insentif guna meningkatkan daya tarik investasi minyak dan gas (migas). 

Saat ini, empat strategi pengelolaan yang dilakukan adalah mengkaji potensi migas, pemanfaatan teknologi untuk mengoptimalkan produksi, rehabilitasi sumur atau lapangan kosong, dan kebijakan baru. 

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Ariana Soemanto mengatakan upaya pertama yang dilakukan adalah eksplorasi migas yang fokus di wilayah timur Indonesia. 

“Fokus di Indonesia bagian timur, kita punya lima wilayah yaitu Buton, Timor, Selang, Aru, dan Papua,” kata Ari dalam Focus Group Discussion (FGD) Bisnis Indonesia: Menarik Investor Hulu Migas untuk Ketahanan Energi Nasional, Senin (9 ). /23/2024). 

Dari lima lapangan tersebut, terdapat beberapa lapangan migas baru, prospek baru, tiga kajian pesaing, dan dua blok yang rencananya akan dibeli. Tahun ini, pemerintah juga menjual 1 blok dan 6 kavling komersial tahap 2 pada Oktober 2024.

Pasalnya, Ari menilai minat investor selalu optimal. Hal ini terlihat dari pemanfaatan eksplorasi migas di Indonesia yang saat ini memiliki 17 lapangan, termasuk eksplorasi BP dan ExxonMobil. 

Dalam kebijakan tersebut, pemerintah juga memberikan insentif politik seperti bagi hasil kontrak hingga 50%, lebih dari 15%-30%. 

“Jadi kami menawarkan fleksibilitas kontrak migas. Anda bisa memilih, ingin rencana pengembalian, ingin sistem split [baru],” jelasnya. 

Selain itu, ESDM juga menawarkan perpanjangan masa eksplorasi hingga 10 tahun, eksplorasi di luar sektor migas, penjualan tanpa pelatihan bersama, bonus Signature Drink, kredit tunai, shared FTP, dan lain-lain. 

Dari optimalisasi eksplorasi, kata Ari, banyak kendala yakni hadirnya 21 blok migas baru dalam tiga tahun terakhir. Untuk seluruh proyek migas, 18 kontrak tersebut memperoleh keuntungan hingga 40%-50%. 

“Dulu hanya 15-30%. Sekarang sudah dialokasikan dengan baik, 18 kontrak dari 21 kontraktor dalam 3 tahun terakhir. Artinya, ini perubahan nyata yang dilakukan pemerintah untuk mendapatkan uang,” ujarnya. 

Upaya kedua adalah peningkatan produksi melalui teknologi. Dia mencontohkan Blok Cepu melalui proyek Banyu Urip Infill Clastic milik ExxonMobil yang diharapkan mampu memproduksi tujuh sumur. Saat ini satu sumur sudah berproduksi 13.000 barel per hari (bopd) dan satu sumur sudah mulai dikerjakan. 

Selain itu, pelaksanaan penambahan oil recovery (EOR) di Lapangan Minas (Blok Rokan) untuk Area-A tahap pertama ditargetkan dapat dilakukan injeksi kimia pada tahun depan. Saat ini produksi penuh akan dimulai pada tahun 2030 dan akan dipercepat mulai tahun 2029 sesuai arahan Menteri ESDM. 

“Ketiga, untuk lapangan-lapangan atau blok-blok yang sudah berproduksi, kalau untuk lapangan-lapangan yang sudah tidak aktif, ada empat hal yang akan kita lakukan, yaitu pembaharuan KKKS [kontrak bersama] yang sudah ada, bekerjasama dengan staf KSO, ” jelasnya. .

Selain itu, optimalisasi sumur idle juga dapat berupa blok baru yang akan dikelola oleh KKKS baru dan dipasang langsung tanpa dijual, serta pengembalian sumur idle tersebut kepada pemerintah untuk dijual.

Terakhir, untuk memikirkan uang, baru-baru ini kami menerbitkan Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri tentang perjanjian migas dan rencana pembagian baru, yang menjadikan rencana pembagian lama, katanya. 

Pemerintah merevisi Peraturan Pemerintah (PP) n. 27/2017 dan PP 53/2017 tentang perpajakan atas kontrak minyak dan gas bumi dengan skema pelunasan dan pembagian besar. Di sisi lain, pihaknya juga berupaya mempromosikan migas lepas pantai melalui Keputusan Menteri ESDM No. 199/2021 untuk meningkatkan Indeks Ekonomi dan Produktivitas (PI) atau IRR. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel