Bisnis.com, JAKARTA – Mirae Asset Sekuritas Indonesia berencana memperbaiki kinerja indeks saham gabungan (IHSG) pada akhir tahun ini didorong oleh beberapa faktor. Pada akhir tahun ini, layar kaca diperkirakan akan tetap ada, meski tidak banyak. 

Berdasarkan data RTI Business, IHSG ditutup menguat 0,04% ke level 7.778,49 pada perdagangan hari ini, Selasa (24/09/2024). IHSG juga stabil, naik 6,95% year-to-date (YoT/YtD).

Kepala Informasi Keuangan Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina mengatakan pihaknya berencana memperbaiki IHSG tahun ini dengan target 7.915. 

Ada sejumlah usulan untuk memperkuat upaya IHSG. Pada bulan Oktober dan November tahun ini, Presiden Republik Indonesia yang baru terpilih, Prabowo Subianto, dan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) dimulai. Menurutnya, kali ini bisa menjadi motivasi yang baik bagi IHSG.

Selain itu, IHSG terdongkrak oleh sentimen positif seputar penurunan suku bunga. Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 17-18 Bahkan, pada September 2024, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6%. Ini merupakan pemotongan pendanaan pertama sejak Agustus 2022.

Selain itu, bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin ke kisaran 4,75%-5,0%. Meski IHSG menguat, ia meyakini masih ada peluang close window sebagai stimulus positif bagi pasar saham di penghujung tahun.

“Kami melihat ada peluang untuk change window. Tapi kalau IHSG kuat dalam 2 bulan ke depan, windownya mungkin tidak terlalu terlindungi,” ujarnya usai Konferensi Pers Peluncuran RDN bersama Bank DBS Indonesia dan Mirae Asset pada Selasa (24/ 9/2024).

Sekadar informasi, window adalah istilah untuk rencana manajer investasi untuk meningkatkan kinerja berbagai saham atau reksa dana sebelum disajikan kepada investor atau pemegang saham. Biasanya, investor menjual saham dengan kerugian yang signifikan dan membeli saham dengan harga lebih tinggi di akhir tahun.

Sebelumnya, Kepala Riset Pasar Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati mengatakan di akhir tahun ini, IHSG bisa membaik dan mampu menembus rekor level 8.000. Namun, ada ide yang bisa menggerakkannya.

Dari sudut pandang makroekonomi, tren penurunan harga acuan cukup menggembirakan. Sedangkan penurunan suku bunga acuan disebabkan oleh penguatan rupee.

Faktor lain yang mendorong IHSG ke level 8.000 adalah stabilitas politik. Sebab ada beberapa momen terkait politik yang bisa disaksikan, seperti pelantikan presiden terpilih RI bulan depan dan pemilihan kepala daerah. Namun sejauh ini gejolak politik masih bisa diredam.

“8.000 itu target bullishnya. Sebuah perubahan yang membebani stabilitas politik, tapi sekarang sudah bagus,” ujarnya.

Menurut dia, IHSG bisa mencapai level 8.200 pada tahun 2025 jika stabilitas politik di dalam dan luar negeri bisa terjaga.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel