Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) atau BNC hari ini; Pada Senin (13/5/2024) perdagangan kembali ke zona merah. Harga saham BBYB ditutup pada Rp 234 per saham, turun 4,88% sebelum penambahan modal. 

BNC tengah menyiapkan aksi korporasi penambahan modal karena masih mencatatkan rugi bersih Rp 573,18 miliar hingga Desember 2023.

“Dari segi kinerja, kami masih mencatatkan kerugian, namun pertumbuhannya luar biasa,” kata Aditya Windarwo, Business Head, Neo Commerce Bank, kemarin (8/5/2024).

BNC melakukan upaya penggalangan dana multifaset yang mewujudkan transformasi. BNC kemudian meningkatkan aliran pendapatannya dari tahun ke tahun.

Selain itu, BNC telah melakukan aktivitas korporasi tahun ini untuk mengubah situasi menjadi keuntungan. Aditya mengatakan, “Inisiatif perusahaan sedang diambil untuk memperkuat struktur kota.

BNC sejatinya akan melakukan aksi korporasi penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue sebanyak-banyaknya 5 miliar saham baru.

Rights issue ini sedianya dijadwalkan digelar akhir tahun lalu. Namun, right issue tersebut ditunda hingga Juni 2024.

Tidak ada pembeli yang bersedia melakukan right issue. Namun PT Akulaku Silvrr Indonesia telah menyatakan kesanggupannya untuk menggunakan seluruh haknya. Akulaku saat ini memiliki 27,32% saham BBYB.

Selain Akulaku, pemegang saham lainnya adalah Rockcore Financial Technology Co. Ltd. BBYB akan mendapatkan semua haknya dalam hal hak. Rockcore memiliki sekitar 6,12% saham BBYB.

BBYB HMETD diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan waktu 5 hari kerja. Tanggal efektif right issue dijadwalkan pada 10 Juni 2024.

Apabila saham baru yang ditawarkan dalam HMETD tidak diterima atau dibeli oleh pemegang saham perseroan, maka sisanya akan dibagikan kepada pemegang HMETD lainnya, yang memberikan perintah secara proporsional atas haknya.

Untuk memperkuat struktur permodalan, manajemen BBYB menjelaskan dana yang terkumpul akan digunakan dalam right issue. Dana tersebut juga akan digunakan sebagai modal kerja perseroan untuk membiayai pemberian kredit dan item leverage lainnya dalam rangka pengembangan usaha.

Merujuk pada laporan keuangan, BBYB mencatatkan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 27,86% pada Desember 2024. Turun dibandingkan CAR Desember 2022 sebesar 36,79%.

Modal inti BBYB pun turun dari Rp3,55 triliun pada Desember menjadi Rp3,11 triliun pada Desember 2023.

Simak Google News dan berita serta artikel lainnya di channel WA.