Bisnis.com, MALANG—Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan bahan pengawet pangan alami, khususnya produk fillet ikan, agar bisa bertahan lebih lama namun tetap sehat.

Ketua tim, Ibnu Hafid, mengatakan Indonesia merupakan negara maritim dengan jumlah komoditas ikan yang relatif besar. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak masyarakat pesisir yang mengambil ikan untuk dikonsumsi atau dijual. 

“Tentunya hal ini tidak lepas dari kualitas kesegaran ikan yang harus dijaga. Hal ini mendorong kami untuk melakukan penelitian dan mengembangkan bahan pengawet alami yang nantinya dapat digunakan pada fillet ikan,” ujarnya, Senin (23/9/2021). 2024). 

Menurutnya, penelitian ini dilakukan untuk lomba Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang digelar pada 14-19 Oktober di Surabaya.

Terkait penelitiannya, ia menegaskan bahwa kombinasi senyawa pelapis yang dapat dimakan dan bakteriosin dapat digunakan sebagai bahan pengawet alternatif yang tahan lebih lama. Kandungan bakteriosin didapat dari bakteri usus udang bernama Litopenaeus vannamei. 

“Kami ingin mencoba dan melakukan penelitian terhadap kedua senyawa ini. “Apakah lebih baik jika senyawa tersebut digabungkan atau diterapkan secara terpisah? Dan hasil penelitian kami menunjukkan bahwa Edible Coating dan senyawa bakteriosin bekerja lebih baik jika digabungkan,” ujar mahasiswa teknologi pangan tersebut.

Menurutnya, masyarakat Indonesia cenderung suka menyimpan makanan yang sering cepat rusak. Oleh karena itu, banyak orang yang mengolah sisa makanan secara berulang-ulang atau menggunakan bahan pengawet sintetis sebagai alternatif untuk memperpanjang umur makanan.

Hafid mengatakan, bahan pengawet sintetis yang banyak digunakan masyarakat dapat menimbulkan efek samping jika dosisnya berlebihan. Maka bahan pengawet alami yang sedang dikembangkan bisa menjadi solusinya. Selain itu, penggunaan dosis yang sangat rendah membuatnya lebih efektif dalam mengawetkan makanan, khususnya fillet ikan. 

Kebanyakan ikan dapat bertahan hidup pada suhu kamar hingga 18 jam. Jika menggunakan bahan pengawet alami ini, Anda bisa memperpanjang umur simpan hingga 2 hari pada suhu ruangan. Cara penggunaannya cukup mudah, yaitu dengan mencelupkan daging ikan ke dalam cairan yang mengandung pelapis, lalu menyiramnya dan menunggu hingga mengering, jelasnya. 

Meski begitu, penelitian ini bukannya tanpa tantangan. Ia kesulitan mendapatkan senyawa yang dibutuhkannya, bahkan hingga berbulan-bulan. Untungnya kampus UMM selalu terbantu dengan berbagai pendukungnya. Mulai dari fasilitas, motivasi, pelatihan, bimbingan, hingga biaya, sangat mudah untuk melakukan eksperimen penelitian terkait pengembangan bahan pengawet alami ini.

Ia menyarankan konsumen untuk lebih waspada saat mengonsumsi makanan. Selain itu, kami melihat masih terdapat beberapa produsen yang masih belum menaati peraturan mengenai penggunaan bahan tambahan pangan khususnya bahan pengawet pangan. 

Saat melakukan penelitian, Hafid didampingi oleh Abida Zahrotul Hartinia dan Byarna Ayu Apriliani, mahasiswa Pertanian, serta Dyas Nurhidayah Putri, mahasiswa dan Dinda Putri Ayuningtyas dari program studi Teknologi Pangan. (K24)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel