Bisnis.com, GRESIK – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan operasi penambangan baru PT Freeport Indonesia (PTFI) pada Senin (23/9/2024). Peresmiannya sekitar 1 bulan sebelum pergantian pemerintahan yang jatuh pada 20 Oktober 2024.

Smelter yang disebut-sebut merupakan proyek single-line terbesar di dunia ini terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated and Industrial Port Estate atau KEK JIIPE, Maniyar, Gresik, Jawa Timur. Kilang tembaga tersebut akan mulai commissioning pada Juni 2024 dan produksi perdana pada Agustus 2024.

Malam ini saya memulai operasi pengeboran PT Freeport di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, kata Jokowi.

Pada saat yang sama, Kepala Negara mengunjungi berbagai lokasi smelter dan menandatangani dokumen Smelter Freeport.

Presiden PTFI Tony Wenas mengatakan, smelter ini dibangun sesuai dengan kepatuhan perusahaan terhadap Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diterbitkan pada 2018 untuk membangun smelter baru di Indonesia. Sedangkan smelter dibangun di Gracie yang dioperasikan oleh PT Smelting.

“Smelter kedua ini merupakan single line terbesar di dunia. Dan bisa kita selesaikan dalam waktu singkat,” kata Tony.

Jokowi didampingi Presiden PTFI Tony Wenas, CEO Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson, serta Presiden dan CEO Freeport-McMoRan Kathleen Quirk pada peresmian kilang baru PTFI.

Belakangan, Perdana Menteri Indonesia juga terlihat mendampingi Jokowi, seperti Menteri BUMN Eric Thohir, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dan Menteri Keuangan/Kepala BKPM Rosan Rozlani.

Saat ini, smelter Freeport dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir Juni 2024. Selama beroperasi, smelter Freeport tidak bisa langsung menjalankan prosesnya karena tungku membutuhkan waktu lama untuk mencapai hot spot.

Pabrik peleburan tembaga dengan desain single line terbesar di dunia ini mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas input 1,7 juta ton konsentrat dan mampu menghasilkan 600.000-700.000 katoda tembaga per tahun.

Berdasarkan catatan dunia usaha, total investasi proyek yang berada di lahan seluas 100 hektare di KEK JIIPE ini mencapai US$3,7 miliar atau Rp58 triliun.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel