Bisnis.com, Jakarta – Pemasok suku cadang mobil TP Rachmat milik PT Dharma Polimetal Tbk. ( DRMA ) bersiap tancap gas untuk mendongkrak penjualan ketika suku bunga acuan turun.

Direktur Utama DRMA Irianto Santoso mengatakan penurunan suku bunga akan berdampak positif bagi industri otomotif karena akan menurunkan suku bunga pembelian mobil yang sebagian besar dilakukan melalui program kredit.

Oleh karena itu, penurunan suku bunga ini akan meningkatkan permintaan mobil yang berdampak pada peningkatan permintaan suku cadang mobil, kata Irianto seperti dikutip Bisnis, Senin (23/9/2024).

Perlu diketahui, Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada September 2024. Kemudian bank sentral AS, The Fed, yang juga memangkas suku bunganya. Tarif sebesar 50 basis poin menjadi 4,75%-5%. 

Namun, industri otomotif masih lesu hingga Agustus 2024, yang merupakan tantangan bagi DRA. Oleh karena itu, perusahaan telah merumuskan strategi yaitu terus fokus pada kualitas, harga dan pengiriman serta meningkatkan pangsa pasar dan ekspor suku cadang mobil.

“Selanjutnya, kemitraan kami, PT Dharma Kyungshin Indonesia [DKI], sudah mulai mengekspor barang ke luar negeri pada Mei tahun ini, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap keuntungan perusahaan,” ujarnya.

Sementara di pasar dalam negeri, DRA membuka peluang untuk meningkatkan pangsa pasar dengan diperkenalkannya model-model baru di masa depan. DRA juga berkomitmen untuk mengembangkan keterampilan para insinyur dalam mengembangkan produk yang bukan asli Indonesia.

“Meski tren penjualan mobil setiap tahunnya mengalami penurunan, namun kami berharap dapat mempertahankan pendapatan yang sama seperti tahun lalu,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata Irianto, perseroan sangat optimis dengan pemulihan penjualan mobil dan sepeda motor pada tahun 2025, didukung prospek industri yang mulai cerah.

“Selanjutnya, dengan adanya beberapa insentif dari pemerintah bagi produsen mobil yang berkomitmen membangun pabrik mobil di Indonesia, maka pasar mobil akan semakin jenuh. Dengan lokalisasi, permintaan suku cadang akan meningkat sehingga berdampak positif pada industri suku cadang. ” menyimpulkan.

Sementara itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gyakindo) mencatat sepanjang Januari-Agustus 2024, total penjualan kendaraan tercatat 560.619 unit atau naik 17,1% year-on-year menjadi 675.859 unit dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

Sementara itu, penjualan ritel juga turun 12,1% menjadi 584.857 unit pada 8 bulan pertama tahun 2024, dari 665.262 unit pada periode yang sama tahun 2023.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel