Bisnis.com, Jakarta – Institute for Economic and Financial Development (Indef) memperkirakan pengoperasian smelter tembaga PT Freeport dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku katoda dalam negeri.

Peneliti Indef Abra Talatav mengatakan, selain mengurangi ketergantungan impor katoda dalam negeri, produk smelter ini juga dapat memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.

Dan yang kedua, kita bahkan bisa menenggelamkan atau mengekspor produk tembaga ke hilir, kata Abra saat dihubungi, Senin (23/9/2024).

Abra mengatakan, keberadaan smelter tembaga ini dapat meningkatkan perdagangan dengan negara-negara yang membutuhkan katoda.

Tak hanya itu, keberadaan smelter ini bisa menjadi salah satu cara menarik investasi langsung ke dalam negeri.

Katanya: Oleh karena itu, ada dua pilihan: ekspor ke industri negara lain, atau kedua, penarikan, ini akan menjadi insentif untuk menarik investasi dalam negeri.

Selain itu, Abra melihat pemanfaatan smelter ini sebagai nafas baru untuk meningkatkan ekspor industri manufaktur. Selain itu, pengoperasian smelter ini diyakini dapat meningkatkan pendapatan pemerintah.

“Sehingga tidak hanya dapat mendukung pasar dalam negeri dari sisi produksi, tetapi juga meningkatkan ekspor produksi dan meningkatkan peringkat cadangan defisit, peringkat pendapatan pembangunan, dan meningkatkan pendapatan pemerintah,” kata Abra.

Sementara itu, pada Senin (23/09/2024), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik peleburan tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI). Pelantikan tersebut dilakukan sekitar sebulan sebelum pergantian pemerintahan yang akan berlangsung pada 20 Oktober 2024. 

Diklaim sebagai struktur jalur tunggal terbesar di dunia, smelter ini terletak di Kawasan Pelabuhan Industri dan Terpadu Jawa atau KEK JIIPE, Manyar, Gersik, Jawa Timur. Pada Juni 2024, tahap start-up kilang tembaga akan dimulai, dan pada Agustus 2024, produksi pertama akan muncul. 

“Tadi siang saya meresmikan produksi smelter PT Freeport di Kabupaten Gresik, Jawa Timur,” ujarnya.  

Pada saat yang sama, Kepala Negara mengunjungi berbagai pabrik metalurgi dan menandatangani produksi katoda PTFE pertama. 

Sementara itu, Presiden PTFI Tony Venas mengatakan, pembangunan smelter tersebut sejalan dengan komitmen perseroan dalam IUPK yang diterbitkan pada 2018 untuk membangun pabrik lagi di Indonesia. Smelter lain dibangun di Gresik – perusahaan PT Plavilny. 

Tony mengatakan, Smelter ini merupakan smelter terbesar kedua di dunia dan dapat kami selesaikan tepat waktu. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel