Bisnis.com, Jakarta – PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) diperkirakan akan membagikan dividen yang menarik mulai tahun buku 2024 dan seterusnya. 

Analis Mire Asset Securitas Indonesia Rizkia Darmawan menjelaskan, pihaknya tetap netral terhadap sektor batubara Indonesia sejalan dengan sentimen harga batubara yang terus membayangi penguatan emiten tahun ini. 

Berdasarkan catatan Mirae Asset Sekurita, harga batu bara Newcastle rata-rata US$134 year-on-year (YtD) per ton, sesuai dengan ekspektasi. Harga batu bara naik 8% bulan ke bulan menjadi $146 per bulan ton pada bulan Agustus karena tingginya permintaan untuk produksi musim dingin. 

“Kami pertahankan perkiraan harga pada kisaran US$130-US$140 per ton pada tahun 2024,” tulisnya dalam catatan riset, Senin (23/9/2024). 

Meski netral, Darmawan mengatakan ADRO menarik bagi investor yang menargetkan dividen. 

“Dividen tunai yang diharapkan ADRO untuk FY2024 adalah Rp305-Rp380 per saham, yang kemungkinan akan meningkat dari dividen khusus dari rencana spin-off bisnis batubara termal.” 

Darmawan mengatakan ADRO baru-baru ini menyampaikan rencana pemisahan 99,99% saham lini bisnis batubara termal di bawah PT Adaro Andalan Indonesia (AAI). 

Mengacu pada pengumuman Adaro, transaksi tersebut diperkirakan berada pada kisaran US$2,45 miliar-US$2,63 miliar. Perkiraan tersebut mencerminkan price-to-earnings (P/E) tahunan AAI sebesar 1,3-1,4 kali pada semester I/2024, atau 4-6 kali lebih rendah dibandingkan rata-rata perusahaan sejenis. 

“Kami yakin harga tender AAI menarik di pasar. Apalagi mengingat prospek bisnis batubara ADRO yang menarik, yaitu memiliki pangsa pasar yang kuat, ekspor yang besar, dan biaya operasional yang efisien,” tulisnya dalam catatan, Senin (23/9/2024).

Dia mengatakan, jika ADRO mengakui pembagian dividen khusus, maka sebenarnya dividen tersebut akan lebih tinggi. 

Untuk saham ADRO, Mirae Asset Sekuritas Indonesia menawarkan rekomendasi Hold dengan target harga Rp 3.660 per saham. saham, mencerminkan kelipatan P/E sebesar 5,2 kali.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak Google News dan berita serta artikel lainnya di channel WA