Bisnis.com, JAKARTA – Produsen chip ternama Qualcomm saat ini tengah berupaya mengakuisisi raksasa teknologi Intel yang sedang menghadapi masalah keuangan.

Melansir Reuters, Minggu (22/9/2024), meski pembicaraan akuisisi terus menemui berbagai kendala, CEO Qualcomm, Cristiano Amon, ikut ambil bagian langsung dalam pembicaraan tersebut.

Saham Intel naik 3,3% setelah berita merger, sementara saham Qualcomm turun 2,9%. Selama hampir lima tahun Intel telah melihat sahamnya turun 60% sejak awal tahun 2024, menjadikannya target pembelian potensial.

Jika akuisisi ini berhasil, maka ini akan menjadi salah satu kesepakatan teknologi terbesar sejak Broadcom mencoba membeli Qualcomm senilai $142 miliar pada tahun 2018. Kapitalisasi pasar Qualcomm saat ini adalah $188 miliar, dan Intel adalah $122 miliar, termasuk utang. Namun, belum jelas bagaimana Qualcomm akan membiayai akuisisi tersebut, mengingat perusahaan tersebut hanya memiliki uang tunai sebesar $13 juta.

Selain masalah finansial, Qualcomm menghadapi masalah teknis. Intel memiliki bisnis pembuatan chip yang telah berkembang selama beberapa dekade dengan modal ratusan miliar dolar dan ribuan insinyur. Sementara Qualcomm tidak mengoperasikan pabrik chip sendiri, melainkan mengandalkan pihak ketiga seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Corporation (TSMC) untuk memproduksi chip buatan Arm Holdings.

Rencana akuisisi ini juga harus diawasi secara ketat oleh regulator antikorupsi di Amerika Serikat, Tiongkok, dan Eropa. Penjualan produk Intel tertentu oleh Qualcomm mungkin memerlukan persetujuan peraturan.

Selain kemungkinan akuisisi langsung, Qualcomm juga dikatakan mempertimbangkan untuk membeli sebagian bisnis grafis Intel, termasuk divisi PC independennya. Para eksekutif Qualcomm sedang mempelajari kelompok bisnis Intel untuk menilai peluang investasi potensial.

Intel dikatakan mengalami kerugian terbesar dalam bisnis chipnya, dengan kerugian diperkirakan mencapai $7 miliar (R111,3 juta) pada tahun 2023, dibandingkan dengan kerugian sebesar $5,2 miliar (R82 juta,6 franc Rwanda) tahun lalu.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA