Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mendorong pemanfaatan teknologi untuk mengoptimalkan produksi migas nasional, sekaligus menerapkan strategi mengaktifkan kembali lapangan atau sumur yang tidak aktif dan menggali potensi migas. 

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Ariana Soemanto mengatakan, untuk mendukung optimalisasi teknologi, ESDM bersama SKK Migas mulai menjajaki kemungkinan kebijakan insentif penerapan Enhanced Oil Recovery ( EOR). 

“Kami mulai merancang bersama antara ESDM dan SKK Migas tentang ketentuan teknisnya sehingga implementasi EOR bisa kita dorong lebih menarik,” kata Ariana, dikutip, Minggu (22/9/2024). 

Sedangkan optimalisasi teknologi dilakukan di berbagai wilayah kerja, misalnya Pertamina di Blok Rokan, khususnya lapangan Minas. 

“Untuk tahap awal di wilayah Minas-A ditargetkan mulai injeksi kimia pada tahun depan. Sedangkan produksi skala penuh di wilayah Minas-B hingga wilayah-E direncanakan produksinya akan dimulai pada tahun 2030,” kata Ariana. . 

Namun pemerintah juga meminta agar produksi dari lapangan tersebut bisa dipercepat sesuai perintah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang menargetkan produksi hingga tahun 2029. 

Di sisi lain, optimalisasi produksi dilakukan melalui kerja sama dengan Petrochina di Blok Rokan. Hal ini merupakan tindak lanjut pertemuan Menteri ESDM dengan Tiongkok pada Indonesia-China Energy Forum (ICEF) ke-7 di Bali pada awal September 2024. 

“Usai pertemuan ICEF dan pembahasan teknis, koperasi Pertamina membuka ruang kerja sama optimalisasi produksi dengan mitra. Rencananya di lapangan Minas-F dioperasikan perusahaan patungan Pertamina (KSO) dan Petrochina akan dieksplorasi,” katanya. katanya. 

Tak hanya itu, pihaknya bekerja sama dengan Sinopec di 5 lapangan potensial milik Pertamina. Dia menjelaskan, tim teknis telah melakukan evaluasi teknologi di lapangan di China pada bulan lalu dan keterbukaan data migas Pertamina ke Sinopec didukung oleh ESDM dan SKK Migas. 

Tahap selanjutnya, tim teknis Sinopec akan berangkat ke 5 lapangan Pertamina kedepannya. Sedangkan 5 daerah yang dimaksud adalah Rantau, Jirak, Tanjung, Pamusian, Zulu.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Pertamina Hulu, Chalid Said Salim menilai salah satu kebijakan adaptif yang bisa dilakukan pemerintah ke depan adalah dengan mendukung percepatan ekstraksi minyak berikutnya atau Improved Oil. Pemulihan (EOR).  

Menurutnya, pelaksanaan EOR memerlukan dukungan yang tidak kalah besarnya dengan yang diberikan pemerintah terhadap pengembangan Migas Non Konvensional (MNK).  Seperti diketahui, pemerintah mengeluarkan aturan baru yang memberikan hak khusus kepada pengusaha pengembang MNK dengan bagi hasil bagi kontraktor bisa mencapai 95%.  

“MNK sudah dikabulkan tapi menurut saya EOR harusnya didahulukan, 3-5 tahun ke depan dampaknya akan terasa. Kita ingin kepastian. Khusus di Minas, di sana bisa sangat signifikan,” kata Chalid.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel