Bisnis.com, JAKARTA – Pemasok farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 15% pada tahun 2024 berdasarkan pertumbuhan penjualan. Inilah salah satu motivasi saham KLBF.

Irawati Setiady, Direktur Utama Kalbe Farma, mengatakan dengan landasan yang kuat dan memanfaatkan peluang reformasi sektor kesehatan melalui berbagai rencana bisnis, KLBF berharap dapat terus tumbuh di tengah situasi pasar yang masih penuh tantangan.

“Perusahaan mempertahankan target 2024 sebesar pertumbuhan penjualan 6%-7%, pertumbuhan laba bersih 13%-15%, dan belanja modal Rp1 triliun,” ujarnya, Kamis (16/5). /2024).

KLBF menghasilkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,76 triliun pada tahun 2023. Laba ini turun 18% dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp3,38 triliun.

Keuntungan ini berbanding terbalik dengan penjualan sebenarnya. KLBF mencatatkan penjualan sebesar Rp30,44 triliun pada tahun 2023, naik 5,21% dari tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp28,93 triliun.

Beban pokok penjualan sebesar Rp 18,62 triliun naik dari Rp 17,23 triliun pada tahun 2022.

Sedangkan KLBF membukukan total ekuitas Rp23,12 triliun dan total liabilitas Rp3,93 triliun. Total asetnya Rp 27,05 triliun

Hingga kuartal I 2024, KLBF telah mengambil modal sekitar Rp200 miliar dari total rencana belanja modal sebesar Rp1 triliun.

Pada saat yang sama, KLBF menerapkan beberapa strategi untuk mengatasi volatilitas rupiah, seperti reformulasi produk, kenaikan harga produk secara hati-hati, dan pengendalian biaya untuk menjaga margin.

KLBF juga mendukung pemerintah dalam menerapkan regulasi terkait tingkat komponen internal.

Nafan Aji Gusta, Direktur Investasi Mirae Asset Sekuritas, mengatakan regulasi terkait TKDN merupakan salah satu manfaat jangka panjang bagi penyedia obat. Hal ini disebabkan bahan baku dan alat kesehatan impor masih mendominasi beban para penyedia tersebut.

“Lama-lama rasanya seperti TKDN,” kata Nafan saat dihubungi.

Selain itu, Nafan mengatakan salah satu diskon yang bisa dilakukan adalah dengan membeli alat kesehatan saat rupee menguat terhadap dolar AS.

Namun kecepatan situasi perekonomian saat ini juga bisa dimanfaatkan, yakni nilai tukar dolar AS yang mulai melemah akibat sentimen negatif The Federal Reserve. Situasi ini mungkin terjadi pada pemasok obat-obatan, terutama setelah The Fed mulai menurunkan suku bunga pada bulan September.

Namun tahun depan akan naik karena tarif mulai turun pada September hingga akhir 2024, ujarnya.

Mirae Asset sendiri merekomendasikan ambil saham KLBF dengan target pertama Rp 2.550 dan target kedua Rp 2.705 per saham.

Penafian: Informasi ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel