Bisnis.com, JAKARTA – PT Zurich Takaful Indonesia General (Zurich Syariah) memutuskan fokus mengembangkan bisnis baru dibandingkan unit bisnis Nisl Syariah (UUS) yang menutup beberapa perusahaan asuransi karena berkurangnya liabilitas. Hal itu dilakukan Presiden Otoritas Syariah Zurich Hilman Simanjuntak pada acara Bisnis Indonesia Financial Awards (BIFA) di Batavia, Rabu (18/9/2024).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga Juli 2014, tidak kurang dari 29 UUS telah mendirikan perusahaan asuransi atau anak perusahaan independen, sedangkan 12 UUS lainnya ingin melakukan opsi saham di perusahaan asuransi syariah lainnya.

Hillman menjelaskan, Zurich Suriah membahas rencana ini sejak proses off yang telah selesai pada 1 September 2021, dan tetap konsisten dengan fokusnya pada pertumbuhan bisnis baru. “Kami melihat tingkat industri asuransi di Indonesia masih sangat rendah, kurang dari 5%. Daripada fokus pada apa yang sudah ada, kami ingin mengembangkan 95% pasar yang belum tersentuh sama sekali,” ujarnya. dikatakan.

Zurich Syariah optimis industri asuransi syariah akan terus tumbuh didorong oleh regulasi baru, masuknya pemain baru dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi syariah. Hillman mengatakan pertumbuhan Zurich Syariah setelah spin stabil di atas 20% per tahun.

Data Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AAS) menunjukkan aset syariah perusahaan asuransi non-jiwa meningkat dari Rp6,94 triliun pada April 2022 menjadi Rp8,11 triliun pada April 2023, mencerminkan pertumbuhan positif. Hillman menambahkan, inovasi produk yang sesuai kebutuhan dan kerja sama dengan berbagai ekosistem menjadi kunci kesuksesan Zurich Syariah.

Pada Juli 2024, Zurich Suriah mencatat peningkatan kontribusi pajak bruto sebesar 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, didukung oleh kebijakan pemerintah dan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan manfaat asuransi berbasis syariah.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel