Bisnis.com, Jakarta – PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN telah mengajukan perkara arbitrase di Pengadilan Arbitrase Internasional London terhadap Gunvor Singapore Pte. Ltd

Dalam permohonan arbitrase yang diajukan Gunvor, PGN menyampaikan keprihatinan atas terganggunya pasokan kargo gas alam cair (LNG). Dalam pengajuannya, Gunvor menargetkan ketentuan Perjanjian Jual Beli Induk LNG (MSPA) dan Pemberitahuan Konfirmasi (CN).

Sebelumnya, PGN telah menandatangani perjanjian MSPA untuk pembelian dan penjualan LNG. PGN bertindak sebagai penjual dan dibeli oleh Gunvor Singapore Pte Ltd.

MSPA dan CN menyatakan bahwa PGN berhak mengirimkan kargo LNG tersebut ke Gunvor dan menerima pembayaran dari Gunvor atas pengiriman kargo LNG tersebut. Namun diduga terjadi situasi force majeure yakni kendala yang membuat proses inovasi portofolio LNG dari Pertamina ke PGN tertunda. Hal ini berdampak pada pengangkutan kargo LNG di Gunvor. Profil Gunvor dan pemiliknya

Gunvor Singapura Pte. SIA adalah Gunvor Group Ltd. Anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya. Sedangkan Gunvor Group merupakan perusahaan perdagangan minyak terbesar di dunia.

Selain minyak, Gunvor juga terlibat dalam perdagangan LNG, LPG, biofuel, logam dasar, dan konsentrat.

Khusus untuk bisnis LNG, Gunvor telah berdagang sejak tahun 2010 dan telah menjadi perusahaan perdagangan LNG independen terbesar di dunia.

Pada tahun 2023, Gunvor Group akan mencatatkan pendapatan sebesar USD 127 miliar atau sekitar Rp 1,941 triliun (asumsi kurs Rp 15.287 per USD), dengan volume usaha sebanyak 177 juta ton.

Torbjörn Törnqvist memegang mayoritas saham Gunvor sebesar 84,21% sebagai pemilik manfaat mayoritas, sedangkan 15,79% sisanya dimiliki oleh rencana saham karyawan Gunvor.

Sementara itu, Torbjörn Törnqvist adalah konglomerat Swedia dengan kekayaan bersih $5,4 miliar. Menurut Forbes, kekayaannya menempatkannya pada peringkat 598 orang terkaya di dunia.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel