Bisnis.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan 40-50 ton emas lari ke luar negeri setiap tahunnya selama 55 tahun beroperasinya Freeport di Indonesia.
Jokowi mengatakan, meski kepemilikan saham Freeport masih dikuasai asing, namun perusahaan di Negeri Paman Sam itu tak mau membangun fasilitas pengolahan atau smelter tembaga. Artinya, pemerintah tidak pernah tahu berapa banyak mineral yang terkandung di tambang Freeport yang lari ke luar negeri, seperti emas.
“Nanti kita punya smelter sendiri di Gresik, jadi kita tahu berapa ton emas yang hilang dari Indonesia setiap tahunnya selama 50 tahun. Perkiraan saya mungkin 40-50 ton per tahun, ini hanya tebakan saja, tapi Nanti kalau sudah berproduksi. Tapi kita tahu sebenarnya ada satu ton emas per tahun, kata Jokowi saat membuka Konferensi Nasional dan Seminar Ikatan Sarjana Ekonomi di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (19/9/2021). 2024).
Artinya, jika 40-50 ton emas keluar negeri setiap tahunnya, sekitar 2.200 hingga 2.750 ton emas akan hilang dalam 55 tahun.
Oleh karena itu, dia mengatakan, tidak mudah untuk merebut kepemilikan mayoritas di freeport dengan kapasitas sebesar itu. Bahkan, mantan Wali Kota Alon ini mengaku hanya mendapat sedikit bisikan atau ancaman saat proses pengambilalihan mayoritas saham Freeport selesai.
Saat ini, kepemilikan Indonesia di Freeport melalui BUMN pertambangan MIND ID meningkat menjadi 51% dari sebelumnya 9%. Indonesia ingin meningkatkan kepemilikannya menjadi 61%.
“Saat saya hendak mengambil freeport, banyak orang yang berkata kepada saya, ‘Pak hati-hati, Papua bisa merdeka.’ ‘Tuan, hati-hati, Anda mungkin terguling.’ Dia menyimpulkan dengan santai.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel