Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas kembali mencapai level tertinggi seiring pasar mencermati bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, yang memulai rilis moneternya untuk pertama kalinya dalam empat tahun.

Bloomberg Selasa (17/9/2024) harga naik 0,5% ke level US$2.589,70 per troy ounce pada Senin waktu perdagangan AS, melanjutkan reli 3,2% pada pekan lalu, jelang pertemuan H di bulan September. 17-18 

Sesi H diperkirakan akan menghasilkan penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin. Sementara itu, harga emas turun pada beberapa jam perdagangan.

Namun, terdapat beragam pandangan mengenai laju pelonggaran moneter bank sentral AS ke depan, dengan beberapa pedagang dan ekonom kini memperkirakan penurunan suku bunga setengah poin pada minggu ini. Rendahnya biaya pinjaman seringkali dipandang sebagai keuntungan emas, yang tidak menimbulkan bunga.

“Jika H diturunkan sebesar 25 atau 50 bps maka masalah jangka pendek,” kata Ole Hansen, kepala strategi bisnis di Saxo Bank A/S. 

Hansen melanjutkan, rencana tersebut dapat mengirimkan sinyal kuat tentang bagaimana Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memandang prospek perekonomian saat ini.

Di sisi lain, pergerakan logam mulia juga ditopang oleh melemahnya nilai tukar dolar AS. Koreksi ini dilakukan pasca upaya pembunuhan mantan Presiden AS Donald Trump.

Emas telah menguat lebih dari seperempat tahun ini dan tercatat pada hari terakhir rilis pada hari Jumat, didukung oleh tanda-tanda H yang berbalik untuk meringankan mata uang. Pembelian bank sentral dan permintaan yang kuat terhadap aset aman akibat konflik di Timur Tengah dan Ukraina berkontribusi terhadap perkembangan ini. Minat investor pun semakin meningkat.

“Dunia yang terfragmentasi akan terus dipenuhi risiko geopolitik dan gagal bayar kredit,” kata Hansen.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel