Bisnis.com, Jakarta – Bank investasi JP Morgan asal Amerika Serikat (AS) mengungkapkan peningkatan kualitas kredit di sektor mikro masih akan menjadi tantangan bagi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI). J

Dalam studi terbaru yang dilakukan JP Morgan, BBRI menyebutkan bahwa pengukuran kinerja petugas keuangan mikro telah berubah menjadi lebih menekankan pada pemeliharaan dan pemeliharaan kredit bermasalah (NPL) dibandingkan mengeluarkan pinjaman baru J

“Pertemuan kami dengan pelanggan Belt and Road dan staf cabang perusahaan menunjukkan bahwa peminjam terus menghadapi tekanan arus kas,” kata JPMorgan dalam laporan penelitian terbaru yang dipublikasikan, Senin (16 September 2024).

Studi yang ditulis oleh Harsh Vardhan Modi, Gaurav Khandelwal dan Shuvansh Puri ini menyoroti bahwa bisnis online merupakan kelemahan utama karena sebagian besar peminjam BBRI adalah pedagang dan pengecer. J

“Perjudian online juga menjadi topik diskusi, namun menimbulkan risiko lebih besar bagi pelanggan usaha mikro dibandingkan peminjam,” tulis JPMorgan.

Di sisi lain, penelitian menunjukkan bahwa BBRI memiliki beberapa katalis positif, seperti pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan program percepatan arus kas pemerintahan baru, yang dapat meringankan beban perusahaan. J

JPMorgan juga mengatakan bahwa tindakan keras terhadap perjudian online dapat menjadi katalis untuk meningkatkan arus kas BBRI ke depan. Namun perbaikan tersebut baru akan terjadi pada kuartal III 2024 sehingga masih menjadi risiko bagi perseroan. J

Secara keseluruhan, permasalahan kualitas aset BBRI diperkirakan akan terus berlanjut dan membatasi potensi pertumbuhan dalam waktu dekat. JPMorgan merekomendasikan untuk mengambil saham BBRI jika harganya turun di bawah Rp 5.000, dengan jangka waktu investasi 12 hingga 15 bulan.

Selain itu, manajemen BBRI saat ini sedang menggencarkan upaya peningkatan kredit di sektor mikro dengan fokus pada pengurangan alokasi kredit dan konsolidasi. Hal ini menyebabkan struktur keuangan mikro perseroan mengalami penurunan pada semester I 2024. J

Berdasarkan laporan pembekalan perseroan, porsi kredit kecil BRI akan mencapai 46,6 persen dari total kredit pada semester I 2024. Jumlah tersebut turun dibandingkan semester I 2023 sebesar 48,1%. J

Sementara itu, rasio pembagian sekolah dasar juga diturunkan menjadi 17,4% dari sebelumnya 18,9% pada semester I 2024. Namun alokasi kredit pada segmen menengah meningkat dari sebelumnya 3,1% menjadi 2,6%. J

Direktur Utama BRI Sanarso dalam Public Expos Live Kamis (29 Agustus 2024) mengatakan, “Saat ini untuk segmen mikro kami fokus mengutamakan kualitas aset yang artinya dalam kondisi baik.

Sapari, Direktur Usaha Kecil dan Mikro BRI, menambahkan bahwa perusahaan telah memperketat standar pinjaman, mengharuskan petugas bagian pinjaman untuk fokus pada penagihan dan pembiayaan dengan rasio kredit bermasalah lebih dari 5 persen. J

Ia mengatakan, langkah tersebut merespons situasi makro yang terjadi saat ini, antara lain melemahnya daya beli dan konsumsi masyarakat, serta dampak riak pandemi Covid-19 yang belum terselesaikan. J

————————————-

Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel