Bisnis.com, Palembang – Geeta Riska, pemilik Berita Vastra, mengembangkan usahanya di bidang kerajinan tangan sejak tahun 2015. 

Brand mereka tak hanya menciptakan model tas kekinian, namun juga memadukan keindahan pakaian adat khas Sumatera Selatan (Samsel) dengan beragam motif dan filosofi. 

Seperti tekstil Jamputan dan Blosong dari kota palembang, serta Gambo yang merupakan tekstil khas Kabupaten Musi Banyuasin. 

Geeta membagikan kisahnya. Kisah Vastra lahir dari hobinya mengoleksi tas, namun tak ingin motifnya semakin berkembang di pasaran. Selain itu, ia juga tertarik menonjolkan tekstil etnik dari berbagai daerah di Sumsel. 

“Yang tidak saya inginkan adalah tas yang mirip dengan saya. “Saya menyukai produk yang unik dan berbeda,” kata Bisnis. 

Seiring berjalannya waktu, karyanya berhasil menarik banyak pengagum. Di penghujung tahun 2019, Berita Vastra resmi terdaftar sebagai perusahaan industri dalam negeri. 

“Rata-rata wanita menyukai tas. “Saya ingin produk lokal daerah kita [Sumsel] bisa bermanfaat dan lebih dikenal,” imbuhnya.  proses manufaktur

Saat ini, setiap tas Berita Vastra dibuat dengan tangan oleh perajin lokal yang berdomisili tidak jauh dari Jalan Sirna Raga, Kota Palembang, tempat perusahaan tersebut bermarkas. 

Menurutnya, proses pembuatan tas biasanya memakan waktu 2 hingga 3 minggu. 

“Kami membeli kain dari Pak Kentang Kertapati dan kemudian pengrajin lokal membuat tasnya. “Itulah mengapa semua produk kami buatan tangan dan dibuat sendiri,” kata Geeta. 

Salah satu produk yang paling populer dalam fiksi sastra (best seller) adalah tas pastel. Meski terlihat kecil, tas ini memiliki kapasitas penyimpanan yang besar sehingga ideal untuk digunakan sehari-hari maupun acara-acara khusus. 

Harga tas berbahan kain Angkinan berkisar Rp 200.000 hingga Rp 750.000. 

Kesuksesan Vastra Story tidak hanya terbatas pada pasar lokal, tambahnya. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan PT PUSRI Palembang pun turut hijrah ke Negeri Tirai Bambu (China). 

Tas yang banyak diminati di China adalah tas dengan ciri khas warnanya seperti merah dan hijau. 

Diakui Geeta, cerita Vastra masih terfokus pada pasar lokal yang didominasi beberapa pelanggan dari Jawa dan Bali. Namun, pihaknya masih berambisi memperluas jangkauan bisnisnya ke seluruh dunia. 

“Kami berkomitmen untuk terus memanfaatkan tekstil daerah dan menghasilkan produk berkualitas. “Salah satu langkah penting kami adalah memastikan sejarah Vastra tetap hidup dengan mengikuti berbagai kompetisi dan pameran untuk mewakili Sumsel di tingkat nasional,” jelasnya. 

Sekadar informasi, Vastra Story baru-baru ini dinobatkan sebagai salah satu dari 5 UMKM Juara di Sumsel pada ajang Gernas BBI-BBWI yang bersaing ketat dengan 1.400 peserta dari berbagai sektor. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.