Bisnis.com, JAKARTA – Indeks LQ45 yang diikuti 45 emiten berkapitalisasi besar mencatatkan kinerja merah hingga September 2024. Namun, ada peluang perbaikan kinerja saham-saham LQ45 didorong oleh tingginya ekspektasi penurunan nilai tukar. suku bunga acuan.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks LQ45 mencatatkan penguatan sebesar 0,09% ke level 960,09 pada perdagangan hari ini Jumat (13/09/2024). Namun LQ45 masih berada di zona merah, turun 1,16% year-to-date (YTD).

Beberapa saham LQ45 mengalami kinerja bearish dan menjadi beban sepanjang tahun 2024. Konstituen LQ45 berasal dari sektor telekomunikasi, Telkom Indonesia Tbk. ( TLKM ), misalnya, mengalami penurunan harga saham sebesar 16,46% year-to-date.

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk kemudian membagikan teknologinya. (GOTO) turun 29,07% y-o-y. Selain itu, saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) turun 45,37% YoY.

Sedangkan saham-saham dalam indeks LQ45 yang membukukan kinerja cemerlang berasal dari sektor perbankan seperti PT Bank Mandiri Persero (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI).

BMRI melaporkan kenaikan harga saham sebesar 26,4%. Harga saham BBCA naik 13,46% year-to-date. BBNI kemudian menguat 9,65% YoY.

Selain saham perbankan, saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) juga telah meningkat 66,33% dibandingkan tahun ini.

Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati mengatakan, meski indeks LQ45 saat ini masih berada di zona merah, namun ada potensi penguatan ke depan.

“Ada peluang [kinerja LQ45 membaik], karena perbankan dan sektor lain punya peluang untuk kembali normal. Properti juga akan pulih. Saham-saham yang fundamentalnya bagus akan pulih,” kata Ike dalam acara perspektif, Jumat. (13/9/2024).

Membaiknya kinerja saham-saham indeks LQ45 didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga acuan. Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuannya pada bulan ini. Bank Indonesia (BI) kemudian akan mengikuti kebijakan suku bunga longgar.

“Saat The Fed turun, BI punya peluang untuk melakukan penyesuaian dan menurunkan suku bunga. Itu sentimen positif bagi saham perbankan, real estate, dan otomotif,” kata Ike.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta juga mengatakan, sinyal penurunan Federal Funds Rate (FFR) akan mendukung perbaikan kinerja indeks LQ45. Menurut dia, investor akan mengakumulasi saham di sektor infrastruktur, keuangan, industri, transportasi, real estate, dan siklikal.

Selama ini tingginya suku bunga acuan membuat daya beli masyarakat tergerus. Jika suku bunga acuan turun maka permintaan dalam negeri akan meningkat.

Mirae Asset Sekuritas telah memilih sejumlah saham konstituen indeks LQ45 sebagai opsi, antara lain bank jumbo BBCA, BMRI, BBNI, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI).

BBCA merekomendasikan pembelian akumulasi dengan target harga Rp 10.500. BBRI merekomendasikan pembelian akumulasi dengan target harga Rp 5.325. BMRI kemudian merekomendasikan Akumulasi Beli dengan target harga Rp 7.375.

Kemudian nilai pilihan lainnya adalah ASII. Pada Jumat (13/9/2024) Nafan mengatakan: “Penurunan suku bunga acuan berpotensi meningkatkan kinerja ASII).

Ia merekomendasikan Akumulasi Beli ASII dengan target harga Rp 5.250 per saham.

Ada pula saham-saham di indeks LQ45 yakni PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang direkomendasikan beli akumulasi dengan target harga Rp 1.465. Selain itu, konstituen LQ45 lainnya adalah PT Aspirasi Life Indonesia Tbk. (ACES) merekomendasikan akumulasi pembelian dengan target harga Rp 820.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel