Bisnis.com, Jakarta – Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Dr. Bhaktiar Chowdhury dan timnya di Hyderabad Spine Clinic Institute mengungkap hubungan antara kekurangan vitamin D dan dampaknya terhadap sindrom bahu beku (FSS) serta cedera regangan berulang yang memengaruhi tulang belakang. . .

Studi tersebut, yang berfokus pada beragam populasi di India, menemukan bahwa rendahnya kadar vitamin D lazim terjadi pada semua kelompok umur dan khususnya terkait dengan perkembangan FSS yang, pada gilirannya, dapat menyebabkan masalah tulang belakang.

Dilansir dari Timesofindia, penelitian ini menekankan bahwa kekurangan vitamin D yang seringkali disebabkan oleh faktor-faktor seperti polusi perkotaan, paparan sinar matahari yang terbatas, dan pola makan yang tidak memadai, merupakan kontributor utama masalah persendian termasuk FSS. Kondisi ini tidak hanya membatasi pergerakan bahu tetapi juga memberikan tekanan pada tulang belakang, berpotensi menyebabkan nyeri punggung dan leher yang parah, dan dalam beberapa kasus, cacat permanen.

Studi ini menekankan pentingnya pengobatan dini terhadap kekurangan vitamin D untuk mencegah masalah muskuloskeletal jangka panjang.

Tim Dr. Chowdhury menemukan bahwa orang dengan kekurangan vitamin D yang parah mungkin tetap kekurangan vitamin D sepanjang hidup, membuat pemulihan menjadi sulit karena kerusakan pada situs reseptor vitamin D di tubuh.

Studi ini juga menyoroti peran cedera regangan yang berulang dalam memperburuk masalah tulang belakang dan mencatat bahwa sebagian besar pasien bahu beku juga menderita nyeri tulang belakang yang signifikan. 

Temuan ini memerlukan kesadaran dan pengelolaan kadar vitamin D secara proaktif untuk mengurangi risiko yang terkait dengan FSS dan cedera sumsum tulang belakang terkait.

Para peneliti menyarankan bahwa mengonsumsi makanan utama tepat waktu, mendapatkan paparan sinar matahari, mengobati masalah usus, menghentikan atau mengurangi asupan alkohol, memantau kadar vitamin dan mengonsumsi suplemen, dapat membantu pasien mengatasi kaku sendi.

Gaya hidup di dalam ruangan dan paparan sinar matahari yang terbatas meningkatkan kekurangan vitamin D. Sinar matahari secara alami mensintesis vitamin D di kulit, namun ketersediaannya bervariasi menurut lokasi dan musim. Suplemen memberikan alternatif yang nyaman, namun dosis harus disesuaikan secara hati-hati untuk menghindari toksisitas. Kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan yang unik berdasarkan kebutuhan individu.

Kelelahan dan kulit kusam dapat mengindikasikan rendahnya kadar vitamin B12.

Nutrisi penting ini mendukung fungsi saraf dan pembentukan sel darah merah. Tingkatkan asupan Anda secara alami dengan makanan seperti telur, susu, keju, hati hewani, salmon, tuna, dada ayam, yogurt, sereal yang diperkaya, dan ragi nutrisi untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel