Bisnis.com, JAKARTA – PT Indika Energy Tbk. (INDY) menerbitkan obligasi senilai US$350 juta atau sekitar Rp 5,64 triliun (kurs Rp 16.131 per dolar AS), dengan tingkat bunga 8,75% per tahun. Obligasi korporasi menarik minat investor asing.

Surat utang yang akan jatuh tempo pada tahun 2029 ini dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited. Sementara itu, lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings memberikan peringkat BB- pada utang tersebut, sedangkan Moody’s memberikan peringkat Ba3.

Presiden Direktur Indika Energy Arsjad Rasjid mengatakan transaksi ini merupakan penerbitan surat utang dengan imbal hasil tinggi pertama dari Indonesia dan Asia pada tahun 2024, di tengah situasi tingginya suku bunga dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

INDY akan menggunakan dana bersih yang diperoleh dari penerbitan obligasi untuk membeli kembali jumlah maksimum pokok Senior Notes yang jatuh tempo pada tahun 2025, yang diterbitkan oleh Indika Energy Capital IV Pte. Ltd. (Surat Utang 2025),

Selain itu, pelunasan sisa Surat Utang Tahun 2025 melalui pembelian kembali di pasar terbuka; penawaran tender dan/atau penyelesaian sebagaimana diatur dalam perjanjian Efek Bersifat Utang tahun 2025, dan pembiayaan untuk pengembangan dan perluasan kegiatan usaha non batubara.

“Kami berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan investor terhadap upaya transisi dan diversifikasi bisnis Indika Energy di sektor rendah karbon. Hal ini tentunya akan mendukung kami untuk mencapai tujuan net zero pada tahun 2050,” kata Arsjad dalam keterangannya yang dilansir dari Antara. Rabu. (15/5/2024).

Indika Energy mencapai pengetatan sebesar 12,5 bps dengan kelebihan permintaan dua kali lipat. Secara geografis, basis investor yang berminat berinvestasi cukup terdiversifikasi, dengan pesanan berasal dari Asia (50%), Amerika Serikat (39%), dan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (11%).

“Transaksi ini juga merupakan bagian dari upaya manajemen liabilitas Indika Energy untuk secara proaktif mengelola profil jatuh tempo utangnya,” jelasnya.

Penawaran tender serentak Surat Utang Tahun 2025 ini mempunyai batas waktu penawaran perdana pada tanggal 30 April 2024 dan akan berakhir pada tanggal 16 Mei 2024. Perseroan juga telah melakukan pelunasan seluruh Surat Utang Tahun 2024 yang terhutang pada tanggal 3 Mei 2024.

Arsjad mengatakan dalam transformasi bisnis, INDY menerapkan strategi diversifikasi, divestasi, dan dekarbonisasi. Indika Energy telah melakukan diversifikasi ke berbagai sektor termasuk kendaraan listrik, energi terbarukan, logistik, solusi berbasis alam, digital dan kesehatan.

Sejauh ini INDY juga telah melepas perusahaan pengangkutan dan pelayaran batu bara PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS) pada tahun 2021, perusahaan kontraktor penambangan batubara PT Petrosea Tbk. (PTRO) pada tahun 2022, dan divestasi perusahaan pertambangan PT Multi Tambangajaya Utama (MUTU) selesai pada tahun 2024.

Sebagai tambahan informasi, pada tanggal 6 Mei 2024, Indika Energy menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Perseroan memutuskan untuk menyetujui pembagian dividen tunai senilai US$30 juta atau sekitar 25% dari laba bersih tahun 2023 atau US$0,0058 per saham.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel