Bisnis.com, JAKARTA – Penerbit BUMN konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) memperkirakan dana yang diserap masyarakat dalam right issue diperkirakan sebesar Rp 87,9 miliar dengan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 6 triliun.

Chief Financial Officer WIKA Adityo Kusumo mengatakan perseroan masih menunggu hasil kajian akhir right issue tersebut. Namun dana masyarakat yang terserap melalui aksi korporasi ini diperkirakan mencapai Rp 87,9 miliar.

“Sekitar Rp87,9 miliar dana masyarakat terserap dengan dana PMN dari pemerintah sebesar Rp6 triliun,” ujarnya dalam konferensi pers online, Rabu (15/05/2024).

WIKA diketahui telah melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) II atau right issue sebagai pintu masuk PMN. Dalam aksi tersebut, WIKA menawarkan 46,81 miliar saham baru Seri B dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Harga pelaksanaan saham korporasi ini ditetapkan sebesar Rp197 per saham atau mewakili 83,92% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Dengan demikian, target nilai right issue WIKA maksimal Rp 9,22 triliun.

Dari target tersebut, pemerintah memiliki porsi 65% yang berasal dari PMN sebesar Rp6 triliun, sedangkan masyarakat menargetkan menyerap 35% atau Rp3,2 triliun.

Presiden WIKA Agung Budi Waskito memperkirakan partisipasi masyarakat dalam right issue ini akan rendah mengingat kondisi keuangan perusahaan yang kurang baik. Oleh karena itu, perseroan menggelar roadshow tanpa kesepakatan dengan banyak pihak.

Selain itu, direksi WIKA bahkan membeli saham dalam right issue pada 26 April 2024. Agung Budi Waskito tercatat membeli 1,25 juta saham, sedangkan Chief Operating Officer WIKA I Hananto Aji membeli 1,27 juta saham.

Selain itu, COO WIKA II Harum Akhmad Zuhdi membeli 1,27 juta saham dan COO III Rudy Hartono membeli 1,52 juta saham.

Sementara Direktur QHSE Ayu Widya Kiswari, CFO Adityo Kusumo, dan Direktur Human Capital Management Hadjar Seti Adji masing-masing membeli 510.000 saham.

Dana hasil right issue tersebut nantinya akan digunakan untuk menyelesaikan beberapa proyek strategis nasional (NSP), serta beberapa proyek di Ibu Kota (ICN) nusantara yang dijadwalkan selesai pada 2024-2025.

Selain untuk penyelesaian proyek-proyek strategis, dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan, meningkatkan kinerja, dan memperbaiki posisi keuangan WIKA.

——–

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul akibat keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA