Bisnis.com, Jakarta – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) memperkirakan penetrasi Internet di Indonesia akan mencapai 79,5% dari total penduduk pada tahun 2024, atau meningkat 1,31 basis poin dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 78,19%. Peningkatan penetrasi ini seiring dengan semakin terlibatnya pembangunan infrastruktur telekomunikasi.
Menurut Ketua Umum APJII Muhammad Arif, jumlah pengguna Internet di Indonesia akan mencapai 221,56 juta orang pada tahun 2024. Jika dilihat dari data historis, penetrasi internet di Indonesia mencapai 64,8% pada tahun 2018, kemudian masing-masing 73,7% dan 77,01% pada tahun 2020. Pada tahun 2022.
“Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang stabil pada tingkat tren positif penetrasi Internet di Indonesia selama lima tahun terakhir, yang meningkat secara signifikan,” ujarnya.
Dari segi gender, laki-laki mendominasi kontribusi terhadap penetrasi Internet dengan pangsa sebesar 50,7%. Sementara itu, perempuan menyumbang 49,1% penetrasi internet di Indonesia.
Sejalan dengan Nawacita dan visi Indonesia maju, Presiden Jokowi menekankan pentingnya transformasi saat ini untuk menjadi negara yang berdaya saing. Lembaga Komunikasi dan Akses Informasi (BAKTI) berhasil mengembangkan jaringan internet dalam skala Balaba. Proyek tersebut mencakup pembangunan jaringan kabel serat optik panas sepanjang 12.148 kilometer. Ketersediaannya di 57 provinsi/kota di Republik Indonesia menyediakan konektivitas digital melalui laut dan darat.
Melalui Balaba Ring Network, pemerintah menyediakan layanan listrik broadband dan kabel serat optik pasif (dark fiber). Per 30 Juli 2024, utilisasi jaringan Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah, dan Ring Timur masing-masing sebesar 66,3%, 40,67% dan 39,63%.
Ketersediaan Palapa Ring menyasar wilayah 3T yang sudah mempunyai kendala akses. Dengan penyediaan infrastruktur jaringan telekomunikasi yang terintegrasi dan berkapasitas tinggi, diharapkan masyarakat wilayah barat hingga timur Indonesia dapat menikmati internet berkualitas, cepat, dan terjangkau dengan sinyal merata sehingga mendorong pemerataan dan pertumbuhan perekonomian negara. perkembangan. .
Selain itu, terdapat lebih dari 4.095 BTS 4G di wilayah 3T. Bakti Komnfo saat ini juga mengoperasikan satelit multifungsi Satria-1 dengan kapasitas bandwidth 150 Gbps yang menyasar 37.000 site di seluruh Indonesia. Capaian tersebut memberikan landasan yang kokoh bagi mewujudkan prioritas pemerintah di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan pembangunan ekonomi.
Pesatnya kemajuan penetrasi internet di Indonesia disambut baik oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Ia mengatakan pada tahun 2023 capaian ekonomi digital Indonesia mencapai 82 miliar dolar AS atau Rp 1.274 triliun (asumsi nilai tukar Rp 15.532 per dolar AS) dengan pertumbuhan 8 -10%.
Pertumbuhan ini didorong oleh ketersediaan infrastruktur digital yang tidak hanya pesat tetapi juga didistribusikan oleh pemerintah dan swasta. “Kami menargetkan mencapai nilai ekonomi digital sebesar 109 miliar USD [Rp 1,693 triliun] pada tahun 2025,” ujarnya dalam diskusi Dewan IAF 2024 bertema transformasi ekonomi.
Menurutnya, ekonomi digital Indonesia terus tumbuh pesat, dengan penetrasi digital kini mencapai hampir 80%. Penetrasi internet yang semakin meningkat telah melahirkan ribuan komunitas startup dan UMKM sebagai motor penggerak perekonomian Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat saat ini terdapat sekitar 2.600 startup yang aktif di Indonesia.
Upaya Bhakti Kominfo dalam membangun infrastruktur digital membawa Indonesia menduduki peringkat ke-77 dalam E-Government Development Index (EGDI) 2022 yang diterbitkan PBB. Pencapaian ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan transparan.
Dalam kesempatan lain, Pengarang Kebijakan Transformasi Nasional pimpinan Prabowo Subianto sekaligus politikus Partai Gerindra, Thirkayusa Setiawan, mengatakan pemerintahan Prabowo Subianto akan fokus pada penyediaan infrastruktur digital.
Ia juga menegaskan, ada tiga kunci Internet. Pertama, harus ada area layanan data di wilayah yang belum ada internet. Kedua, kecepatan meningkat. Ketiga, tidak penting harganya juga harus murah.
Fadhilah Mathar, Direktur pertama Badan Akses Komunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Sebagaimana kita ketahui, pembangunan infrastruktur komunikasi di daerah tertinggal, perbatasan dan terpencil (3T) merupakan salah satu proyek penting Kementerian Komunikasi dan Informatika BAKTI.
Melalui jaringan satelit, serat optik, dan Base Transceiver Station (PTS) 4G, pemerintah berupaya memastikan seluruh masyarakat di Indonesia memahami manfaat kemajuan teknologi, jelas Fathila.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel