Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank UOB Indonesia mengutarakan alasannya untuk terus meluncurkan produk kartu kredit baru di tengah menurunnya jumlah masyarakat Indonesia yang masuk ke kelas menengah.

Cards & Payment Head UOB Indonesia Herman Soesetyo mengatakan situasi ini berdampak pada operasional bank, meski operasional bisnis kartu kredit UOB belum selesai.

“Secara keseluruhan [penurunan kelas menengah] berdampak nyata, tapi masing-masing bank punya pasarnya masing-masing. Di UOB kami tidak melihat itu [jumlah kelas menengah],” ujarnya kepada wartawan usai peluncuran Kartu kredit UOB Telkomsel di Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2024).

Dijelaskannya, salah satu indikator kinerja bisnis kartu kredit perusahaan adalah banyaknya pelanggan atau klien yang berminat.

Terkait dengan masyarakat kelas menengah, pihaknya mencatat produk kartu kredit yang dipatok sudah sesuai dengan sasaran, meski tidak menjelaskan secara rinci.

“Kami tidak melihat adanya perubahan besar pada kartu kredit,” kata Herman.

UOB Indonesia berkomitmen untuk meluncurkan produk kartu kredit baru. UOB telah bermitra dengan PT Telekomunikasi Selular alias Telkomsel untuk meluncurkan produk kartu kredit co-branded baru, UOB Telkomsel hari ini.

Direktur Consumer Banking UOB Indonesia Cristina Teh Tan menjelaskan kemitraan dengan penyedia layanan telekomunikasi nasional didasarkan pada kebutuhan gaya hidup digital konsumen, termasuk segmen Gen Z.

“Kemitraan ini menegaskan keinginan kami untuk menjadi bank pilihan masyarakat aspiratif di Indonesia,” ujarnya bersamaan.

Berdasarkan catatan Bisnis, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan terdapat 57,33 juta penduduk paruh baya atau 21,45% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2019. Indonesia. pada tahun 2019. 2024.

Pada saat yang sama, jumlah orang yang berisiko menjadi miskin di kelas menengah juga meningkat. Jumlah penduduk berisiko kemiskinan meningkat dari 54,97 juta orang menjadi 67,69 juta orang, sedangkan jumlah penduduk kelas menengah meningkat dari 128,85 juta orang menjadi 137,5 juta orang.

Alih-alih naik kelas, 9,4 juta masyarakat kelas menengah justru turun kasta pada 2019 hingga 2024.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel