Bisnis.com, JAKARTA – Produsen milik negara PT Timah Tbk (TINS) memastikan produksi timah pada akhir tahun 2024 lebih tinggi 40% hingga 50% dibandingkan produksi tahun 2023.
Sekretaris Perusahaan TINS, Abdullah Umar mengemukakan produksi sepanjang semester I 2024 mencapai 10.250 ton, atau naik 32% dibandingkan rekor periode sama tahun lalu sebesar 7.755 ton.
“Kami berharap produksi sepanjang tahun ini lebih tinggi 40%-50% dibandingkan tahun lalu,” kata Abdullah saat dihubungi Bisnis, Senin (9/9/2024).
Sementara seluruh produksi timah hingga semester I 2024 diperoleh dari tambang bawah tanah dan laut.
Untuk penambangan tanah liat, TINS
Untuk tambang lepas pantai, TINS telah mencapai produksi sebesar 5.332 ton, meningkat 5% dari 5.102 ton pada waktu yang sama tahun lalu.
Selain itu, produksi baja TINS pada semester I-2024 meningkat menjadi 9.675 ton atau sekitar 19% dibandingkan 8.100 ton pada periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan TIN telah menghasilkan 14.855 ton timah pada tahun 2023, jauh di bawah pencapaian pada tahun 2022 sebesar 275 ton.
Abdullah menjelaskan, target laba hingga akhir tahun ini didasarkan pada tren peningkatan produksi saat ini.
“Keuntungan semester I 2024 sebesar Rp 434 miliar. Insya Allah semester II lebih besar dari semester I,” ujarnya.
TINS sebelumnya melaporkan laba Rp 434,48 miliar pada semester I 2024.
Berdasarkan laporan keuangan, per 30 Juni 2024, laba tersebut melonjak 2,570% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 16,27 miliar.
Selain itu, TINS meraup Rp5,21 triliun, naik 14% dari Rp4,57 triliun pada semester I/2023.
Peningkatan pendapatan TINS ini sejalan dengan rata-rata harga jual urin yang meningkat 13% dari US$ 26.828 per metrik ton pada Semester 1/2023 menjadi USD 30.597 per metrik ton pada Semester 1/2024.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.