Bisnis.com, Jakarta – Badan anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Bangar DPR) menyetujui mata uang sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2025 sebesar Rp3.621,31 triliun, termasuk program quick win Prabowo-Gibran.
Ketua Bangar DPR Said Abdullah membacakan uang logam sementara dalam rapat kerja (REKAR) bersama Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI, dan Gubernur Bank Indonesia.
“Baik bapak ibu, kami mau mengambil keputusan mengenai mata uang sementara [APBN 2025]. Setuju bapak ibu?” mengatakan seluruh peserta Raker menjawab “ya,” Rabu (9/4/2024).
Secara keseluruhan, koin ini sedikit mengalami perubahan dibandingkan RAPBN 2025 yang sebelumnya telah diperkenalkan pada 16 Agustus 2024.
Diharapkan terjadi peningkatan penerimaan negara dari Rp2.996,87 triliun menjadi Rp3.005,13 triliun. Penerimaan pajak tetap Rp2.189,31 triliun, penerimaan tetap bea cukai Rp301,6 triliun.
Sedangkan penerimaan negara bukan pajak (PNB) meningkat dari 505,38 triliun menjadi 513,64 triliun. Hal ini sejalan dengan ekspektasi kinerja BUMN yang meningkat dan membawa dividen dari Rp86 triliun menjadi Rp90 triliun.
Dilihat dari mata uang lainnya, belanja pemerintah meningkat dari Rp3.613,06 triliun menjadi Rp3.621,31 triliun sejalan dengan pertumbuhan PNBP sebelumnya.
Belanja pemerintah pusat yang semula Rp2.693,18 triliun meningkat menjadi Rp2.701,44 triliun. Sedangkan belanja K/L meningkat Rp 117,87 triliun, tujuan program Prabowo dan kebutuhan lembaga tinggi negara.
Kemudian belanja non K/L mengalami penurunan sebesar Rp109,61 triliun dari Rp1.716,4 triliun menjadi Rp1.606,78 triliun.
Pada rincian belanja non-K/L, belanja cadangan kompensasi bahan bakar dan listrik hanya meningkat sebesar Rp1,12 triliun menjadi Rp190,92 triliun. Peningkatan ini juga berasal dari pengalihan anggaran subsidi energi sebesar Rp1,12 triliun yang diturunkan menjadi Rp203,41 triliun.
Cadangan Belanja Negara, Cadangan Anggaran Pendidikan, dan Cadangan TKD menyalurkan Rp28,39 triliun, Rp66,85 triliun, dan Rp14,38 triliun untuk program-program yang termasuk dalam program Quick Win Prabowo, yakni janji kampanye Prabowo-Gibran.
Dengan demikian, anggaran sesuai APBN 2025 masing-masing sebesar Rp68,49 triliun, Rp41,01 triliun, dan Rp68,22 triliun.
Defisit anggaran sebesar Rp616,19 triliun, tetap seperti yang disampaikan presiden dalam memo 16 Agustus sebesar 2,53% [PDB], ujarnya. Daftar Program Quick Win Prabowo-Gibran Tahun 2025
Biasanya, penawaran Quick Win terdiri dari empat program. Namun jika dihitung secara derivasi, ada enam program yang akan dilaksanakan oleh tujuh K/L. Makanan bergizi gratis
Program ini akan dijalankan oleh Badan Gizi Nasional. Diperlukan biaya sebesar Rp71 miliar untuk menyediakan makanan tengah hari kepada ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, dan pelajar dari semua tingkat pendidikan. Pemeriksaan kesehatan gratis
Program tersebut akan dijalankan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dibutuhkan anggaran sebesar Rp3,2 triliun untuk 52,2 juta penduduk yang mencakup pemeriksaan kesehatan gratis, tensi, gula darah, rontgen, dan skrining penyakit kronis. Membangun rumah sakit berkualitas di kabupaten tersebut
Kementerian Kesehatan juga akan meluncurkan program ini. Rumah sakit tipe D membutuhkan anggaran Rp1,8 triliun untuk naik kelas ke tipe C, termasuk infrastruktur dan peralatan medisnya. Renovasi sekolah
Toilet dan Sarana MCK (MCK) meliputi renovasi ruang kelas. Program yang dipimpin Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kmendikbudristek) dan Kementerian Agama (Kmenag) ini menelan biaya Rp 20 miliar. Sekolah unggulan yang terintegrasi
Program tersebut meliputi pembangunan fisik institut di empat lokasi. Program tersebut membutuhkan anggaran sebesar Rp2 miliar. Lumbung Pangan Nasional, Regional dan Desa atau dikenal juga dengan Food Estate
Program ini bertujuan untuk mengintensifkan lahan seluas 80.000 hektar dan memperluas penanaman padi hingga 150.000 hektar. Program tersebut membutuhkan anggaran sebesar Rp15 triliun yang dibagi antara PUPR dan Kementerian Pertanian masing-masing sebesar Rp7,5 triliun.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel