Business.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BE) menyebut transaksi kartu ATM kembali turun pada Juli 2024. Kali ini transaksi keuangan digital dengan Indonesia Quick Response (QRIS).
Gubernur BE Perry Warzio mengatakan transaksi mata uang digital tercatat 1.845,27 juta transaksi atau meningkat 30,50% (yoy), sedangkan uang elektronik (EU) meningkat 22,61% (yoy) menjadi 1.272,35 juta transaksi.
Oleh karena itu, transaksi QRIS tumbuh pesat sebesar 207,55% (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 51,43 juta dan jumlah merchant mencapai 33,21 juta.
Ia mengatakan pada Rabu (21/8/2024) bahwa kinerja kegiatan ekonomi dan keuangan pada Juli 2024 akan kuat dan didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. .
Sedangkan dibandingkan Juli 2024, jumlah pembayaran yang dilakukan menggunakan kartu ATM atau kartu kredit mengalami penurunan sebesar 9,57% (yoy) menjadi 584,95 juta transaksi.
Melihat penurunan transaksi ATM, Konsultan Senior Poltak Hotradero mengatakan ATM juga menjadi beban perbankan sehingga berkontribusi terhadap kenaikan biaya operasional operasional (BOPO).
Menurut dia, BOPO yang tinggi menandakan bank tersebut tidak mampu mengelola usahanya.
“Ya, penurunan jumlah ATM telah menjadi fenomena global [karena biaya pemeliharaan, asuransi, dan sewa yang lebih tinggi]. Jumlah ATM di Tiongkok berkurang sebanyak 150.000 hingga 200.000 setiap tahunnya. Saya yakin pembayaran digital akan menjadi lebih populer di masa depan,” tuturnya. . Sebelum bisnis
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa peralihan pembayaran ke digital akan mengurangi penggunaan uang tunai dan bank internasional akan mendukung tren ini.
Lebih lanjut dia berkata, “Pengelolaan uang itu mahal.
Poltak juga mengatakan, transaksi menggunakan QRIS kini semakin populer. Hal ini mempengaruhi penggunaan ATM dan menjadi tidak relevan
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel