Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan sulitnya pemindahan infrastruktur ke Ibu Kota Negara (IKN) karena pertimbangan komersial. Alhasil, setiap pengguna membangun jaringan di ibu kota baru. 

Direktur Perhubungan Dirjen PPI Menteri Komunikasi dan Informatika Aju Widya Sari mengatakan perlunya berbagi infrastruktur komunikasi, perlu adanya perjanjian komersial antar operator. 

Kesamaan misi ini menjadi kendala dalam pemerataan infrastruktur telekomunikasi yang seharusnya memberikan penggelaran jaringan telekomunikasi yang baik. 

Legalitasnya ada, tapi dari segi komersial tidak bisa. Karena usulan pendistribusiannya bersifat komersil dan komersil, kata Aju di Indonesia. Acara bisnis, Forum Sektor Teknologi dilingkupi permasalahan, Apa itu arah Bisnis ke depan, Rabu (21/8/2024). 

Aju berharap kedepannya pembagian infrastruktur telekomunikasi bisa dilakukan. Operator telepon seluler diharapkan memberi prioritas pada urusan bisnis. 

Saat ini khusus di IKN, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel sedang membangun 19 menara komunikasi dengan konsep Hidden Design. 

MTEL juga menggunakan teknologi antena umum yang dapat digunakan oleh lebih dari 1 operator seluler. Melalui antena umum ini, kinerja terbaik dapat dicapai dari sisi operator seluler dan pemilik menara. 

Di sisi pengguna, mereka tidak perlu menggunakan antena. Sesuaikan perangkat dengan lebih mudah. Pada saat yang sama, untuk pemain tower, jumlah antena yang dapat dihubungkan ke tower bisa banyak dengan banyak penyewa. 

Direktur Perusahaan Mitratel Agus Winarno mengatakan keberadaan menara ini menunjukkan dukungan perusahaan terhadap pengembangan IKN.

“Saat ini kami memiliki 19 tower yang terdiri dari 2 tower makro dan 17 tower mikro,” kata Agus saat jumpa pers di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, kemarin. Pelayanan IKN

Departemen Telekomunikasi dan Informatika (Bakti) memastikan seluruh infrastruktur komunikasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara hingga Kalimantan Timur (Kaltim) siap digunakan. 

Direktur Utama Telekomunikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Bakti Kominfo) Fadhilah Mathar mengatakan akses Internet direncanakan di 261 tempat di Kalimantan Timur pihaknya dengan 54 base transceiver tower (BTS) 4G. 

Akses internet merupakan salah satu program Bakti untuk menghadirkan internet berbasis satelit ke daerah pedesaan atau terpencil yang sulit mengakses fiber fisik. Seluruh infrastruktur siap mendukung layanan data menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Hingga Agustus 2024, terdapat 261 titik akses internet dan 54 BTS 4G yang mengudara di Provinsi Kalimantan Timur, ujarnya dalam siaran pers, dikutip Minggu (11/8/2024). 

Fadhilah menjelaskan Program Akses Internet Nasional Bakti Kominfo melayani 18.712 lokasi di seluruh Indonesia. Sebanyak 4.078 di antaranya digunakan Satria-1 berkemampuan 150 gigabytes per second (gbps) untuk koneksi internet gratis dan cepat. 

Pada akhir tahun 2024, lanjutnya, Bakti berencana menyelesaikan pemasangan akses Internet terkoneksi Satria-1 di 20.000 lokasi pada akhir tahun ini.

Khusus di wilayah IKN, Bakti secara eksklusif mengelola layanan Akses Internet Bakti VSat dari Satria-1 di 15 lokasi.

Sebanyak 15 fasilitas pelarutan sinyal satelit telah tersedia untuk Satria, mulai awal Agustus 2024 (RTGS). 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel