Bisnis.com, JAKARTA — Alokasi anggaran negara untuk ‘Belanja Lainnya’ senilai Rp 631,8 triliun pada APBN 2025 mendapat sorotan banyak pihak. Dari parlemen hingga ekonom Karena nilai seperti itu dinilai tidak masuk akal.
Faisal Basri, Ekonom Senior Departemen Ekonomi Pembangunan dan Keuangan (Indef), menjelaskan wajar jika alokasi anggaran per “Pengeluaran lainnya” tidak akan melebihi 5% dari total pengeluaran federal. Pada tahun 2025, RAPBN menargetkan belanja lain-lain sebesar Rp631,8 triliun atau setara 27% dari total anggaran pemerintah federal sebesar Rp2.693.184,2 triliun
Alokasi Anggaran Aktual untuk Belanja Lainnya Ini merupakan alokasi anggaran tertinggi dari tujuh sektor belanja pemerintah federal lainnya, termasuk pembayaran bunga utang senilai Rp 552.854,3 triliun. Beban pegawai 513.229,5 triliun rupiah Belanja barang 342.610,4 triliun rupiah, subsidi 309.052,1 triliun rupiah, belanja modal Rp 190.637,5 triliun, bantuan sosial Rp 120.035,2 triliun dan biaya penunjang Rp 202,7 triliun.
Faisal mengatakan, kendalanya adalah biaya lain-lain. Ini bisa digunakan untuk apa saja oleh pemerintah. Hal ini tidak memerlukan persetujuan DPR lagi sehingga potensi penyalahgunaan anggaran semakin besar.
Jadi [besarnya anggaran belanja lain-lain] bukan hanya untuk menciptakan fleksibilitas. Tapi juga ruang suka dan tidak suka, jelas Faisal saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2024). .
Ia juga menunjukkan bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) cenderung meningkatkan alokasi anggaran untuk belanja lain-lain setiap tahunnya, tahun lalu akan diberikan alokasi anggaran lain. Trennya 355,4 triliun rupiah.
Faisal menjelaskan, terjadi peningkatan alokasi anggaran lainnya sebesar 2.950,4% dari tahun 2014-2024.
Tak hanya dari kalangan ekonom, besaran alokasi anggaran untuk belanja lain-lain pun sudah berada di bawah kendali parlemen. Misalnya, Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) di DPR tidak senang dengan kenaikan belanja lain-lain dibandingkan tahun lalu.
Perwakilan PDIP DPR Adisatrya Suryo Sulisto mengatakan pihaknya sudah mengetahui adanya belanja anggaran lainnya. jumlah besar untuk memberikan ruang fiskal baru bagi pemerintahan Prabowo.
Namun, Adi menyatakan masih ada biaya lain yang dikejar. Tidak bisa digunakan secara sepihak oleh pemerintah tanpa persetujuan DPR. Tapi, lanjutnya, DPR berhak memastikan dana masyarakat tidak disalahgunakan.
“Pengalihan belanja lain-lain ke beberapa kementerian/lembaga dan beberapa proyek memerlukan mekanisme yang menghormati hak anggaran DPR RI,” jelas Adi saat menyampaikan pandangan umum mengenai RAPBN 2025 dan catatan keuangan pada Rapat Paripurna DPR, Selasa (20/8). /2024).
Sekadar informasi, pembagian biaya lain-lain akan diungkapkan dalam Catatan Keuangan RAPBN 2025 Jilid 2, namun belum ada penjelasan lebih detail ke mana pengeluaran lainnya akan diarahkan.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.