Bisnis.com, JAKARTA – Penggabungan BUMN Karya baru akan terjadi setelah peralihan pemerintahan baru pada Oktober tahun depan. Jadwal ini berbeda dengan rencana awal, yakni proses penerimaan mahasiswa baru selesai pada Juli-September 2024.  

Direktur Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulinga mengatakan pelaksanaan merger BUMN Karya khususnya antara PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) masih menunggu peralihan pemerintahan baru. 

“Serikat BUMN Karya masih menunggu pemerintahan baru, tapi tetap berjalan, mudah-mudahan tahun ini,” ujarnya saat ditemui di Gedung Kantor BUMN, Jakarta, Minggu (20/8/2024).

Penggabungan Hutama Karya dan Vaskita sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2024. Rencana tersebut merupakan langkah maju dari rencana awal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menurut Kementerian BUMN, penggabungan Hutama Karya dan Vaskita akan selesai pada kuartal III 2024. Saat ini, proses integrasi BUMN Karya lainnya terlihat belum selesai.

Kementerian Pekerjaan Umum di bawah kendali Eric Tahir berencana menggabungkan perusahaan konstruksi pelat merah dari tujuh perusahaan menjadi tiga grup.

Selain Waskita dan Hutama Karya, BUMN Karya akan merger dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero).

Rencananya Adhi Karya akan menjadi holding Brantas dan Nindya. Sebaliknya, Kemendikbud “mengkawinkan” PTPP dan Vijaya Karya.

Dalam pemberitaan bisnis sebelumnya, Menteri BUMN Eric Tahir menegaskan struktur Holding BUMN Karya akan tetap dengan struktur tidak terstruktur.  

Eric mengatakan pihaknya saat ini sudah menyurati Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljano terkait retensi BUMN Karya.

“Saya kirim surat ke Pak Basuki dan Menteri Keuangan [Shri Mulyani] berbicara dengannya. “Kita tunggu saja tindakan Kementerian PUPR ini,” ujarnya saat ditemui di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu malam (7/10/2024).

Eric belum bisa memastikan kapan pembangunan holding tersebut selesai karena kebijakan tersebut bukan kewenangan Kementerian BUMN. Namun dia berharap penggabungan tujuh perusahaan konstruksi tersebut segera dilakukan.

————————————-

 

Penafian: Laporan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA