Bisnis.com, Jakarta – Argentina memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya untuk keenam kalinya di bawah kepemimpinan Presiden Javier Miley, di tengah lemahnya inflasi dan menyusutnya neraca bank sentral.

Seperti dilansir Bloomberg, Rabu (15/5/2024), berdasarkan keterangan resmi yang dirilis kemarin, otoritas moneter Negeri Tango menurunkan suku bunga acuan dari 50% menjadi 40%. Biaya kredit telah menurun dari level tertinggi 133% pada akhir Desember 2023.

Inflasi bulanan Argentina melambat sejak Milei menjabat pada 10 Desember 2023, dari 8,8% pada April 2024 menjadi 26% pada Desember tahun lalu. Tim ekonomi Presiden melihat tren ini berlanjut karena harga konsumen turun menjadi 3,8% pada bulan September tahun lalu.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan perkiraan analis dalam survei bank sentral sebesar 5,8%. Meskipun inflasi bulanan melambat, inflasi tahunan Argentina masih tinggi, yaitu sebesar 289,4% pada April 2024.

Selain memangkas suku bunga acuan, bank sentral juga mengatakan dalam konferensi terpisah bahwa pihaknya akan melakukan intervensi terhadap aturan pasar obligasi sekunder, terlepas dari perbedaan harga 2% yang ditetapkan dalam aturan saat ini.

Pada hari Senin, staf Dana Moneter Internasional (IMF) menandatangani tinjauan kedelapan program Argentina senilai US$44 miliar.

Jika disetujui oleh dewan eksekutif IMF, keputusan tersebut akan memberi negara tersebut ruang bernapas sebesar $800 juta untuk memenuhi pembayaran pinjaman kepada pemberi pinjaman yang berbasis di Washington tersebut.

Meskipun kebijakan moneter Milei bertentangan dengan rekomendasi ortodoks IMF mengenai suku bunga riil positif, para pejabat memperkirakan biaya pinjaman yang lebih rendah akan memungkinkan bank sentral untuk membersihkan neraca yang sarat utang dan menyerap kelebihan likuiditas sebagai langkah penting sebelum mencabut kontrol modal.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel