Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis PT Danareksa (Persero), khususnya PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) atau Grand Batang City, mencatat total investasi hingga saat ini mencapai Rp 12 triliun.
Ketua sekaligus Direktur PT KITB Ngurah Wirawan mengatakan, jumlah uang yang ditanamkan tersebut merupakan akumulasi investasi sejak pembangunan KITB dimulai 3 tahun lalu.
“Jumlahnya saat ini, mungkin di tempat investasi kita yang ada [KITB], Rp 12 triliun,” ujarnya saat ditemui di Danareksa Tower, Rabu (15/5/2024).
Ngurah mengatakan, jumlah investasi tetap tersebut bahkan telah melampaui jumlah penyertaan modal negara (PMN) dan pembayaran anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang dikuasai pemerintah sebesar Rp6 triliun.
Artinya, kata Ngurah, suntikan banteng yang diberikan pemerintah dikatakan akan menghasilkan pengembalian uang dua kali lipat.
“Jadi uang pemerintah yang masuk ke kita Rp6 triliun, tapi komitmen investasi yang terdaftar Rp12 triliun. Jadi uang pemerintah yang ditanam di Batang mendatangkan uang dua kali lipat,” ujarnya.
Di saat yang sama, Ngurah juga membocorkan akan ada investor mobil baru yang berminat berinvestasi di Kawasan Industri Terpadu Batang.
Namun, dia enggan menyebutkan siapa saja investor asing tersebut. Namun, dia memastikan calon investornya adalah pabrikan mobil asal Jerman.
“Tidak boleh, tidak boleh diungkapkan, negosiasi dengan pihak perusahaan belum selesai, yang jelas perusahaan pembuat mobil itu dari Jerman, tapi saya belum bisa menyebutkan nama perusahaannya,” ujarnya. itu telah berakhir.
Sedangkan PT Kawasan Industri Terpadu Batang (Grand Batang City) memiliki luas 4.300 hektar (ha), di Batang, Jawa Tengah.
Sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN), Grand Batang City telah menyelesaikan tahap 1 seluas 450 hektare dengan mendatangkan 13 industri penanaman modal asing (PMA) dan industri penanaman modal dalam negeri (PMDN). Situs ini ditargetkan dapat beroperasi penuh pada akhir tahun 2024 dan diperkirakan akan menciptakan lebih dari 15.000 lapangan kerja pada tahap pertama.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA