Bisnis.com, JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan akan terus surplus hingga bulan ke-48 pada April 2024.

Chief Financial Officer PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) Banjaran Surya Indrastomo memperkirakan neraca perdagangan April 2024 akan mencapai US$3,15 miliar, meski lebih rendah dibandingkan neraca Maret 2024.

“Neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 diperkirakan sebesar 3,15 miliar dolar, lebih rendah dibandingkan pencapaian bulan sebelumnya sebesar 4,47 miliar dolar,” ujar Bisnis, Selasa (14/5/2024).

Banjaran memperkirakan indikator Indonesia akan kembali tumbuh positif sekitar 6% pada April 2024 setelah ditutup pada -4,19% pada bulan lalu.

Di sisi lain, kinerja impor pada periode yang sama diperkirakan sebesar 9,37 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan impor. Menurut Banjaran, peningkatan aktivitas investasi lebih dipengaruhi oleh kembali normalnya aktivitas dunia usaha pasca Idul Fitri.

Banjaran menjelaskan, “tingginya pertumbuhan impor sebesar 9,37% menyebabkan rendahnya neraca perdagangan.”

Lain halnya dengan Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefki yang memperkirakan neraca perdagangan akan tercatat pada April 2024.

“Kalau neraca perdagangan, kami kira akan turun sedikit, sekitar $3,5 miliar hingga $4 miliar,” ujarnya.

Menurut dia, penurunan neraca tersebut terutama dipengaruhi oleh ketidakpastian perekonomian global dan semakin pendeknya hari kerja di rumah akibat perayaan hari raya.

Selain itu, Rifki mengatakan, penurunan neraca tersebut akan dipengaruhi oleh nilai ekspor yang jauh lebih rendah dibandingkan nilai impor.

“Beberapa di antaranya berdampak pada periode April 2024 yang diperpendek karena hari libur sehingga hari kerja kami lebih pendek dibandingkan bulan sebelumnya,” kata Rifki.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA