Bisnis.com, Jakarta – Neraca perdagangan Indonesia terus mempertahankan tren surplus hingga 51 bulan berturut-turut. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus perdagangan Juli 2024 sebesar USD 0,47 miliar.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Vidyasanti menjelaskan dengan realisasi tersebut, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus selama 51 bulan sejak Mei 2020.

“Pada Juli 2024, neraca perdagangan barang mencatat surplus USD 0,47 miliar atau turun USD 1,92 miliar secara bulanan. Pada Juli 2024, surplusnya lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya atau bulan sebelumnya. tahun ini,” ujarnya pada konferensi pers yang digelar, Kamis. (15/8/2024).

Amalia terus mengalami surplus perdagangan pada Juli 2024, didukung oleh surplus perdagangan barang nonmigas sebesar $2,16 miliar.

Komoditi yang menyumbang surplus adalah terak bijih logam dan abu (HS 26) yang naik 51,11%, serta mesin dan peralatan serta suku cadang listrik (HS 85) yang naik 14,89%.

“Secara year-on-year, seluruh sektor mengalami pertumbuhan, terutama didorong oleh peningkatan nilai ekspor manufaktur sebesar 4,56% yang berkontribusi terhadap kenaikan sebesar 3,46%,” kata Amalia.

Secara kumulatif, ekspor tercatat sebesar USD 147,03 miliar dan impor sebesar USD 131,38 miliar pada Januari-Juli 2024, sehingga surplus perdagangan barang Indonesia mencapai USD 15,92 miliar pada Januari-Juli 2024.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel