Bisnis.com, JAKARTA – Rata-rata pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren melambat hingga kuartal I tahun ini.

Ahmad Heri Firdaus, Peneliti Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Institut Pembangunan Ekonomi dan Keuangan (Indef), mengatakan jika melihat secara historis, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia antara tahun 2005 hingga 2010 adalah 5,7%.

Pertumbuhan tersebut melambat menjadi rata-rata 4,7% pada periode 2010 hingga 2015. Antara tahun 2015 dan 2019, rata-rata pertumbuhan ekonomi hanya mampu naik ke level 5,0%.

Kecuali pada tahun 2020, ketika perekonomian Indonesia mengalami resesi akibat pandemi Covid-19, rata-rata pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 diperkirakan akan kembali menurun menjadi 4,8% pada triwulan I tahun 2024.

Menurutnya, peningkatan pertumbuhan ekonomi di atas 5,5% masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, khususnya bagi pemerintahan baru, untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.

“Tren ini harus dibalik untuk dibalik. “Jika kita ingin menjadi negara maju, kita harus bekerja keras untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% hingga 6%,” ujarnya dalam debat publik. Selasa (07/05/2024).

Menurut dia, salah satu penyebab sulitnya mencapai pertumbuhan ekonomi 6% di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah karena komponen-komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi sulit untuk dipercepat.

Ia mencontohkan, konsumsi keluarga yang pertumbuhannya kurang optimal dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang cenderung stagnan bahkan menurun, terutama akibat tingkat inflasi atau kenaikan harga bahan baku.

Lebih lanjut, menurutnya, indikator investasi tidak memberikan efek stimulasi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini sejalan dengan rasio produktivitas tambahan modal (ICOR) Indonesia yang masih tinggi.

Di sisi lain, meskipun kontribusi konsumsi masyarakat terhadap PDB kecil dibandingkan kontribusi konsumsi rumah tangga dan investasi, namun hal tersebut diharapkan dapat merangsang pergerakan perekonomian baik dari sisi konsumsi maupun produksi.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA