Bisnis.com, Jakarta – Pertumbuhan pasar properti tidak meningkat signifikan pada kuartal II-2024, meski pemerintah sudah memberikan Kebijakan Preferensi Pajak Pertambahan Nilai (DTP PPN) yang dikeluarkan pemerintah. 

Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan pertumbuhan real estate hanya sebesar 2,16% secara year-on-year (%/y), memberikan kontribusi sebesar 2,33% terhadap PDB pada kuartal kedua tahun 2024.

Bhim Yudhishtar, Direktur Eksekutif Center for Economic and Legal Studies (SELIOS), mengatakan insentif PPN DTP yang ditawarkan pemerintah tidak efektif meningkatkan minat masyarakat membeli rumah.

“DTP PPN tidak efektif karena banyak biaya pembelian rumah, khususnya rumah primer, yang berkaitan dengan notaris,” kata Behim saat konferensi virtual, Senin (6/8). / 2024).

Oleh karena itu, BHIM menilai negosiasi perpanjangan insentif PPN DTP perlu dipertimbangkan kembali. Sebenarnya dia merasa tidak perlu melanjutkan. 

Sementara itu, Ekonom Silos, Nayul Huda mengungkapkan faktor lain mengapa penyerapan PPN DTP tahun ini kurang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Tuhan mengatakan, pengembang punya kecenderungan menaikkan harga rumah bagi pembeli melalui insentif PPN DTP.

“PPN DTP tidak akan efektif karena ada praktik mereka [pengembang] menaikkan harga terlebih dahulu sebelum apartemen dibebaskan dari PPN DTP.” Apa yang terjadi di daerah membuat insentif PPN DTP perlu dikaji ulang. . dikatakan.

Oleh karena itu, HUDA meminta pemerintah serius mengkaji ulang pengaturan insentif di sektor perumahan. Pasalnya, industri perumahan mempunyai dampak ekonomi yang luas. 

“Memang benar perumahan memiliki multiplier effect yang bisa berdampak pada banyak sektor, namun salah satu aspek yang dipertanyakan adalah pertumbuhan real estate hanya 2%,” tutupnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel