Bisnis.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah melemah hingga Rp 16.288 per dolar AS pada perdagangan hari ini (26/07/2024) hari ini (26/07/2024). Seperti banyak mata uang Asia lainnya, rupee juga terdepresiasi.

Rupiah melemah 0,23% atau 38 poin menjadi Rp16.288 menurut data Bloomberg. Sedangkan indeks dolar AS melemah 0,06 persen menjadi 104,29 poin.

Sementara itu, banyak mata uang di kawasan Asia Pasifik yang mengalami tren menguat. Diantaranya, yen Jepang menguat 0,14%, dolar Hong Kong naik 0,01%, dolar Taiwan naik 0,12%, dan dolar Singapura naik 0,03%.

Mata uang lain yang dibuka menguat adalah Rupee India melemah 0,01%, Yuan Tiongkok melemah 0,14%, Peso Filipina melemah 0,21%, dan Baht Thailand melemah 0,15%.

Sementara pelemahan rupiah dibarengi dengan mata uang lain seperti won Korea Selatan yang melemah 0,08% dan ringgit Malaysia 0,01%.

Ibrahim Assuaibi, Profit Director Forexindo Futures memperkirakan rupiah akan melemah pada kisaran Rp 16.240 hingga Rp 16.300 per dolar AS pada hari ini.

Ia mengatakan, sentimen terhadap rupee sudah muncul sejak tahun 2024. Data PDB AS kuartal kedua dan pertemuan Fed minggu ini pada hari Kamis.

Meskipun hanya sedikit orang yang memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya pada bulan ini, pengumuman The Fed pada bulan September kemungkinan akan lebih kuat lagi. Hal ini mengingat inflasi yang lebih rendah dan pertumbuhan yang lebih lambat selama berbulan-bulan.

Lebih dari tiga perempat ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan Bank of Japan akan mempertahankan suku bunganya pada bulan ini, dan kemungkinan akan melakukan tindakan lain pada bulan September atau Oktober.

Tuduhan manipulasi mata uang baru-baru ini mendorong spekulan untuk menutup carry trade yang menguntungkan. Mereka meminjam yen dengan imbal hasil rendah dan berinvestasi pada aset mata uang asing dengan bunga tinggi.

Selain itu, pasar Tiongkok juga menghadapi penurunan tajam karena serangkaian data ekonomi yang lemah mengurangi sentimen di negara tersebut. Perekonomian Tiongkok tumbuh kurang dari perkiraan pada kuartal kedua.

Pemerintah harus berhati-hati dalam lima tahun ke depan atau hingga tahun 2029 kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih dalam negeri, Prabowo Subant – Gibran Rakabuming. Mereka harus berurusan dengan utang warisan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Rp 3.748,2 triliun, dan pemerintah hanya memberikan janji-janji yang sangat muluk-muluk.

Jatuh tempo utang pemerintah berupa Obligasi Negara (SBN) adalah 2025-2029. Totalnya mencapai Rp3.245,3 triliun.

Sedangkan jatuh tempo utang pada periode yang sama akan mencapai Rp502,9 triliun. Totalnya setara dengan Rp3.748,2 triliun, kata Ibrahim.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel