Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah kasus kanker kolorektal semakin meningkat di kalangan usia muda, meski biasanya kanker ini paling rentan menyerang orang dewasa di atas 50 tahun.
Peningkatan ini disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat di kalangan generasi muda.
Menurut Medical News Today, jumlah kanker usus besar di kalangan remaja berusia antara 15 dan 19 tahun meningkat tiga kali lipat dalam 20 tahun terakhir.
Bahkan, peningkatan juga terjadi pada anak usia 10-14 tahun dan remaja usia 20-24 tahun.
Studi ini dirilis pada 20 Mei di Digestive Disease Week 2024 di Washington. Sebuah survei terhadap orang dewasa berusia 10 hingga 44 tahun pada tahun 1999 hingga 2020 mengungkap beberapa fakta tentang tahun-tahun yang berisiko terkena kanker kolorektal.
Pada kelompok usia 10-14 tahun, angka kejadian kolorektal meningkat dari 0,1 per 100.000 kasus kolorektal pada tahun 1999 menjadi 0,6 pada tahun 2020. Sedangkan pada kelompok umur 15 tahun terjadi peningkatan sebesar 0,3 menjadi 100.019. 3 per 1.000.000 orang pada tahun 2020.
Demikian pula di kalangan generasi muda berusia 20-24 tahun, indikator ini meningkat dari 0,7 per 100.000 pada tahun 1999 menjadi 2 per 100.000 pada tahun 2020.
“Fakta bahwa orang-orang didiagnosis mengidap kanker usus besar pada usia yang lebih muda memberi kita banyak wawasan bahwa jam mulai berdetak pada usia yang lebih muda,” kata ahli onkologi Bede, Anton Bilczyk. MD. Seperti dikutip Medical News Today pada Minggu (12/5/2024), Dr.
Di sisi lain, American Cancer Society (ACS) mengumumkan bahwa pada tahun 2019, 20% kasus kanker usus besar terjadi pada orang berusia di bawah 55 tahun, dan angka ini meningkat sekitar 3% setiap tahunnya. Kemudian pada tahun 2023, laporan menemukan sedikitnya 19.550 kasus kolorektal dengan 3.750 kematian.
Di sisi lain, ahli hematologi anak dari Jonathan Jacques Children’s Cancer Institute, Dr. Jacqueline Casillas mengatakan, penyebab meningkatnya risiko kanker kolorektal di kalangan generasi muda adalah karena mereka sering mengonsumsi makanan olahan dan cepat saji, namun jarang mengonsumsi sayur-sayuran. makan buah-buahan dan jenis makanan lain yang kaya serat.
Tak hanya itu, malas berolahraga meningkatkan potensi terjadinya kanker usus besar karena lemak dari makanan tidak tersalurkan secara maksimal dan menumpuk dalam jumlah besar di dalam tubuh. Selain itu, tidur larut malam, minum alkohol, dan merokok meningkatkan risiko kanker usus besar.
Kanker kolorektal tidak bisa diabaikan begitu saja karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan hingga berujung pada kematian. Menurut laporan kesehatan Verivell, ada beberapa komplikasi kesehatan yang disebabkan oleh kanker usus besar, yaitu: 1. Anemia
Kanker usus besar menyebabkan penurunan penyerapan zat besi, sehingga darah dalam tubuh bisa berkurang. Hal ini menyebabkan anemia, masalah serius di mana tubuh mudah lelah, pusing, irama jantung tidak normal, dan sesak napas.
Untuk memastikannya, dokter akan melakukan pemeriksaan darah lengkap (CBC), yaitu langkah untuk mengukur kualitas dan kuantitas darah dalam tubuh. 2. Penyakit jantung
Penyakit kuning adalah suatu kondisi di mana kulit atau mata tampak kekuningan. Penyakit kuning terjadi ketika kanker usus besar menyebar ke hati, tempat terjadinya metastasis. Penyakit ini disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin dalam darah, peningkatan pigmen empedu dari warna oranye menjadi kekuningan. 3. Obstruksi usus
Kanker usus besar yang tidak ditangani dengan cepat dapat memicu tumbuhnya tumor yang menyumbat makanan di usus. Selain itu, penyumbatan ini meliputi penumpukan cairan dan gas yang menyebabkan kram perut, kembung, sembelit, dan mual atau muntah.
Hal ini memicu racun yang dapat menyebar ke seluruh organ dan menyebabkan komplikasi serius. (Kandias Agung Muhammad Sultan)
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan VA Channel